Sumber: Waktu Global | Editor: SS Kurniawan
KONTAN.CO.ID – BEIJING. Laut China Selatan yang baru saja didinginkan menghangat Jumat lalu (9/10), setelah kapal perusak AS USS John S. McCain memasuki perairan Kepulauan Paracel yang diklaim China sebagai miliknya. .
Cina menyebut Kepulauan Paracel setelah Kepulauan Xisha. Kepulauan ini juga diklaim oleh Vietnam.
Komando Teater Selatan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) mengatakan kehadiran USS John S. McCain di perairan Kepulauan Paracel Jumat lalu tanpa persetujuan China.
“Telah diperingatkan dan diperintahkan untuk pergi oleh Komando Teater Selatan Tentara Pembebasan Rakyat,” kata Kolonel Senior Zhang Nandong, juru bicara Komando Teater Selatan PLA. Waktu Global.
Baca juga: Beijing: China, ASEAN harus menghilangkan gangguan eksternal di Laut China Selatan
Menurut Zhang, Amerika Serikat sering mengirimkan kapal perang ke Laut China Selatan untuk membangun kekuatan dan meningkatkan kehadirannya di kawasan tersebut, yang secara serius melanggar kedaulatan dan kepentingan nasional China.
“Dan hancurkan perdamaian dan stabilitas regional,” kata Zhang, yang mengatakan perilaku Amerika adalah perjalanan mencolok hegemoni dan provokasi militer.
Ambil tindakan yang diperlukan
Zhang juga mendesak Amerika Serikat untuk menghentikan provokasi tersebut dan mengatur secara tegas tindakan TNI AL dan AU untuk menghindari kejadian yang tidak terduga.
“Komando Teater Selatan Tentara Pembebasan Rakyat akan selalu waspada dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga kedaulatan nasional dan perdamaian dan stabilitas regional,” katanya.
USS John S. McCain adalah kapal perusak kelas Arleigh Burke yang saat ini melayani Angkatan Laut AS. Itu adalah bagian dari Skuadron Penghancur 15 dari Armada ke-7 dan bermarkas di Pangkalan Angkatan Laut Yokosuka di Yokosuka, Jepang.