Proses pengembangan vaksin sangat bergantung pada jenis vaksin yang dipilih.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Guru Besar Virologi dan Biologi Molekuler Universitas Udayana Bali Prof Ngurah Mahardika mengatakan, perkembangan teknologi saat ini memungkinkan perkembangan dan penemuan vaksin lebih cepat dari sebelumnya.
“Dulu kami harus mendapatkan agen reproduksi murni, dan itu butuh waktu lama. Sekarang bahan aktif pertama ditemukan lebih cepat dari yang sintetis, hanya satu atau dua bulan,” kata Ngurah dalam sebuah konferensi. siaran pers virtual di akun Youtube FMB9ID_IKP. dari Jakarta, Senin (2/11).
proses Pengembangan vaksin sangat tergantung pada jenis vaksin yang dipilih. Ada beberapa jenis vaksin yaitu vaksin pembunuh virus, vaksin genetik, vektor adenovirus yang diinjeksikan ke dalam tubuh manusia untuk membentuk vaksin secara mandiri, dan subunit vaksin berbasis protein.
Ngurah mengatakan setiap jenis vaksin memiliki kelebihan dan kekurangan. Paling umum, bagaimanapun, berbagai vaksin digunakan untuk melawan virus yang dimatikan.
“Seperti vaksin Sinovac yang diujicobakan di Indonesia. Pengaturan penerimaannya akan lebih mudah. Sampai saat itu belum ada contoh vaksin lain yang beredar di masyarakat, sehingga pengaturannya perlu waktu yang lebih lama,” ujarnya.
Ngurah mengatakan beberapa penyakit bisa dicegah dengan vaksin. Contoh paling klasik adalah rabies dan flu.
Penularan rabies dari hewan dapat ditularkan ke manusia dengan memvaksinasi hewan sebelum terpapar, serta oleh orang yang berisiko terpapar atau digigit anjing pembawa rabies. Begitu juga dengan influenza yang disebabkan oleh virus influenza. Untuk kasus flu burung H5N1, Ngurah mengatakan hanya unggas atau hewan yang harus divaksinasi; Seperti jenis vaksinasi influenza lainnya, vaksinasi dapat dilakukan pada manusia dan hewan.
Kedua contoh ini adalah klasik tentang bagaimana vaksin adalah cara terbaik untuk menangani epidemi zoonosis pada hewan dan manusia. Vaksinasi pada hewan tidak dimaksudkan untuk menginfeksi manusia. Begitulah cara dokter hewan mencegah penyakit pada hewan. Hewan menginfeksi manusia sehingga manusia tidak divaksinasi harus begitu, “katanya.
Sumber: Antara