Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir perlahan membuka action plan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Hal tersebut menguatkan harga saham BRI pagi ini, Rabu (18/11/2020).
Per 10.25 WIB, data BEI mencatat harga saham BRI naik 1,52% ke level Rp 4.030 / unit. Banyak investor juga yang membeli saham BRI dengan nilai transaksi Rp 361,5 miliar.
Menteri Erick kembali terbuka tentang arah pengembangan BRI ke depan. Salah satu rencana besarnya adalah menggabungkan bank pelat merah itu dengan dua badan usaha milik negara lainnya.
Hal tersebut disampaikan Erick di acara tersebut Webinar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama Menteri Pendidikan Nadiem Makarim dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Hal tersebut disampaikan Erick menanggapi peran pemerintah, khususnya Bank Himbara (asosiasi bank-bank BUMN) yang mengikutsertakan BRI dalam penyaluran bantuan dalam program National Economic Recovery (PEN).
Menurutnya, BRI telah melakukan merger dengan dua perusahaan BUMN lainnya untuk mendapatkan data agar penyaluran bantuan khususnya untuk UMKM bisa lebih mudah.
“Kemarin, khusus untuk usaha mikro, kami berusaha mensinergikan BUMN BRI, Pegadaian, dan Permodalan Nasional Madani (PNM) untuk membuat program satu data. Seperti mengonsolidasi Himbara di bank syariah,” ujarnya pada 30 Mei. Selasa (17 November 2020).
Apa itu Skema Sinergi PNM BRI-Pegadaian?
Menurut informasi dari pelaku pasar, BRI bekerja sama dengan PNM untuk membangun bisnis ultra mikro dengan pasar yang sangat besar. BRI diharapkan dapat memasuki segmen ini dengan mendukung permodalan PT PNM.
Di saat yang bersamaan, langkah ini juga akan mendukung Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja, khususnya pengembangan usaha kecil dan menengah (UMKM). Kolaborasi ini berpotensi menjadi keuangan mikro dengan bunga rendah terbesar di dunia dan ditujukan untuk semua petani.
Hingga saat ini, manajemen Bank BRI belum memberikan informasi resmi mengenai hal tersebut.
(hps / tas)