Lebih dari 200 juta orang Indonesia merayakan Idul Fitri dengan meriah pada hari Senin menyusul keputusan pemerintah untuk melonggarkan pembatasan COVID-19 mengingat penurunan signifikan dalam jumlah infeksi akhir-akhir ini.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2 April 2022 mengumumkan bahwa pemerintah akan mengizinkan orang untuk pulang tahun ini asalkan memenuhi persyaratan vaksinasi dan mengikuti protokol kesehatan, seperti memakai masker wajah.
Hingga 2 Mei, total 199.346.528 orang Indonesia telah divaksinasi lengkap dari target 208.265.720.
Umat Islam Indonesia menyambut gembira pengumuman relaksasi yang memungkinkan masyarakat Indonesia untuk merayakan Idul Fitri di kampung halaman mereka dan melakukan shalat Idul Fitri di lapangan terbuka seperti biasanya.
“Saya merasa senang karena akhirnya bisa pulang, setelah lama tidak mudik. Sekarang, saya bisa merayakan Idul Fitri di kampung halaman saya,” Sari Novita yang melakukan perjalanan ke Bangka, Provinsi Bangka Belitung, Pulau Sumatera, dari Tanjung Priok Pelabuhan, Jakarta Utara, Pulau Jawa, mengatakan pada 28 April.
Pemerintah menetapkan cuti bersama pada 29 April dan 4-6 Mei. Artinya, masyarakat memiliki waktu liburan mulai 29 April hingga 8 Mei.
Berita Terkait: Protokol kesehatan penting untuk mencegah penyebaran COVID selama Idul Fitri: ahli
“Alhamdulillah di Idul Fitri tahun ini kita bisa berkumpul bersama keluarga, bertemu orang tua, dan kerabat di kampung halaman,” kata Presiden pada malam Idul Fitri 1 Mei lalu.
Ini adalah Idul Fitri yang ketiga di tengah pandemi COVID-19 bagi umat Islam Indonesia, yang tidak dapat merayakannya secara normal pada tahun 2020 dan 2021 karena pembatasan ketat yang diberlakukan oleh pemerintah yang melarang mereka mengadakan sholat Idul Fitri massal dan kembali ke kampung halaman. di bawah tradisi eksodus tahunan yang disebut “mudik” untuk merayakan festival Islam dengan kerabat mereka.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Negara Iriana memutuskan untuk menggelar perayaan Idul Fitri tahun ini di Istana Kepresidenan Gedung Agung Yogyakarta, Pulau Jawa bagian tengah.
Dengan menggunakan masker, mereka menunaikan salat Idul Fitri di pelataran keraton bersama aparat kepresidenan, Aparat Keamanan Presiden, dan keluarga pegawai Keraton Yogyakarta.
Meski dilonggarkan, Presiden Joko Widodo tidak menggelar open house, yang disebut masyarakat lokal “halal bi halal”, saat pintu keraton biasanya dibuka untuk pengunjung yang ingin menyampaikan salam Idul Fitri kepada Presiden dan keluarganya dan menikmati makanan yang disediakan untuk mereka. . Widodo telah meminta umat Islam Indonesia untuk melewatkan tradisi “halal bi halal” tahun ini untuk mencegah penyebaran COVID-19.
Muslim lebih merupakan 87 persen dari penduduk Indonesia sekitar 273 juta. Setiap tahun, ada eksodus massal ketika jutaan orang meninggalkan kota-kota besar dan pergi ke kampung halaman mereka untuk merayakan Idul Fitri setelah menjalankan puasa dari fajar hingga matahari terbenam selama bulan suci Ramadhan.
Kementerian Perhubungan memperkirakan setidaknya 85,5 juta orang Indonesia akan mengikuti “mudik” tahun ini, dengan 14,3 persen berasal dari wilayah Jabodetabek.
Wajar jika banyak masyarakat yang merindukan kampung halaman setelah dua tahun terakhir dilarang mudik,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Adita Irawati di Jakarta, 8 April lalu.
Kementerian juga memperkirakan bahwa 47 persen pemudik “mudik” menggunakan mobil dan sepeda motor pribadi, 31 persen menggunakan bus umum, masing-masing sekitar 10 persen menggunakan pesawat terbang dan kereta api, dan 2 persen menggunakan feri atau kapal.
Berita Terkait: PMI apresiasi kepatuhan protokol kesehatan yang tinggi di tengah perjalanan mudik lebaran
Ribuan pemudik juga menikmati transportasi gratis yang disediakan oleh pemerintah daerah, BUMN dan swasta, dan beberapa kementerian.
Eksodus tersebut biasanya memicu kemacetan lalu lintas karena orang melakukan perjalanan secara bersamaan mulai dari satu minggu sebelum Idul Fitri.
Pada 30 April misalnya, dibutuhkan pemudik eksodus Idul Fitri yang menggunakan mobil dari Jakarta, Bekasi, dan Tangerang Selatan sekitar 10 hingga 11 jam untuk mencapai Pelabuhan Merak, Cilegon, Provinsi Banten, dari sana mereka harus naik feri untuk menyeberangi Selat Sunda. Selat untuk mencapai Pulau Sumatera.
Untuk membantu mengamankan arus lalu lintas selama masa “mudik” atau eksodus, polisi mengerahkan 144.392 personel, termasuk aparat kepolisian daerah, dalam operasi bertajuk “Operasi Ketupat” 2022 yang akan berlangsung hingga satu minggu setelah perayaan Idul Fitri. .
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPBN) juga telah menyiapkan posko-posko pemantauan di berbagai daerah, terutama rest area, untuk membagikan masker dan memastikan pemudik mengikuti protokol kesehatan.
Selain itu, operator jalan tol telah memasang setidaknya 2.800 toilet tambahan di semua rest area untuk melayani pemudik selama periode eksodus, menurut seorang pejabat dari Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT).
Palang Merah Indonesia (PMI) juga memberikan bantuan kesehatan kepada pemudik dengan menawarkan masker gratis dan layanan ambulans untuk keadaan darurat serta informasi protokol kesehatan.
Menurut Sekjen PMI Sudirman Said, layanan tersebut akan tersedia selama masa mudik Lebaran, yakni satu minggu sebelum dan satu minggu setelah Idul Fitri.
Pelancong harus memastikan mereka tetap sehat saat kembali ke kampung halaman di tengah tingginya semangat bepergian di antara penduduk setelah dua tahun pembatasan perjalanan terkait COVID-19, yang memaksa mereka untuk menghabiskan Idul Fitri jauh dari keluarga dan kerabat mereka, Said menambahkan.
“Wisatawan bisa menghabiskan waktu bersama keluarga (di kampung halaman), tetapi juga harus memastikan tidak tertular (keluarganya), dan akan kembali dengan selamat dan dalam keadaan sehat,” ujarnya.
Gugus Tugas COVID-19 Indonesia melaporkan 168 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi pada 2 Mei, angka terendah dalam lebih dari dua tahun.
Indonesia telah mengalami tiga gelombang infeksi COVID-19, dengan jumlah kasus harian tertinggi lebih dari 64 ribu yang tercatat pada 16 Februari tahun ini selama lonjakan Omicron.
Berita Terkait: Mari kita pastikan mudik dengan aman