Julia Suryakusuma (The Jakarta Post)
PREMIUM
Jakarta ●
Rab, 25 Mei 2022
Pernahkah Anda meminta maaf tetapi tidak sungguh-sungguh? Saya kira banyak dari kita telah melakukan itu, untuk alasan yang berbeda. Ketakutan, meredakan kemarahan seseorang, kebutuhan politik atau pribadi atau menyelamatkan kulit Anda sendiri adalah beberapa alasan untuk meminta maaf secara tidak tulus.
Baru-baru ini Deddy Corbuzier meminta maaf atas podcast 7 Mei-nya dengan judul provokatif “Tutorial tentang bagaimana menjadi gay di Indonesia”, yang menampilkan pasangan gay Jerman-Indonesia, Ragil Mahardika dan Frederik Vollert, dan membuat episode tersebut tidak ditayangkan. Mengapa? Pasalnya podcast tersebut sempat memicu kehebohan besar dari kelompok Muslim konservatif dan banyak netizen yang menuduhnya mengkampanyekan komunitas lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT). Dedy membantahnya.
“Dari awal saya bilang saya tidak mendukung komunitas LGBT. Saya hanya melihat mereka sebagai manusia, saya hanya mengungkapkan fakta bahwa mereka ada di sekitar kita, dan saya pribadi merasa tidak berhak menghakimi mereka,” kata ayah.
untuk Membaca Cerita Lengkap
BERLANGGANAN SEKARANG
Mulai dari Rp 55.500/bulan
- Akses tak terbatas ke konten web dan aplikasi kami
- e-Post surat kabar digital harian
- Tidak ada iklan, tidak ada interupsi
- Akses istimewa ke acara dan program kami
- Berlangganan buletin kami
Atau biarkan Google mengelola langganan Anda