Jakarta, CNN Indonesia –
Hujan Meteor ikan Austrinid adalah acara tahunan yang akan mencapai puncaknya malam ini (28/7).
Hujan meteor ini dapat diamati ke arah rasi bintang Piscis Austrinids. Saat diperiksa menggunakan aplikasi pelacakan bintang seperti Google Sky Maps dan StarTracker, rasi Austrinus dapat disaksikan di tenggara Indonesia.
Fenomena ini sebenarnya terjadi dari 15 Juli hingga 10 Agustus setiap tahun. Saat mencapai puncaknya, meteor yang jatuh akan muncul lebih dari hari-hari lainnya.
Jika dilihat dari Jakarta, hujan meteor tidak akan terlihat sebelum pukul 19:53. Namun waktu terbaik adalah pukul 22.00 WIB pada 28 Juli.
“Waktu terbaik untuk mengamati acara ini adalah di puncak hujan meteor, yaitu pada 28 Juli 2020,” tulis Bosscha lewat situs resmi.
Hujan meteor masih bisa diamati hingga subuh sekitar pukul 05:43 WIB.
“Diperkirakan akan mencapai puncaknya pada pukul 22.00 WIB, meskipun masih bisa diamati sepanjang malam.”
Pandangan terbaik dari hujan meteor ini dikatakan terjadi sekitar pukul 02:00 WIB ketika rasi bintang Pisces Austrinids sudah tinggi di langit.
Saat ini, rotasi Bumi membuat area Jakarta menghadap ke arah optimal di mana arah hujan meteor dimasukkan untuk memaksimalkan pengamatan fenomena ini, seperti dikutip Di langit.
Fenomena hujan meteor Pisces Austrinids disebutkan oleh Peneliti Institute of Aviation and Space (LAPAN), Rhorom Priyatikanto, bukan hujan meteor yang fenomenal.
Alasannya, acara hujan meter ini tidak begitu spektakuler. Hujan meteor ini tergolong pucat. Jadi, pengamat harus benar-benar berada di wilayah yang sangat gelap untuk dapat menikmati hujan meteor ini. Kalau tidak, sangat kecil kemungkinan meteor yang jatuh akan terlihat.
Kecepatan partikel meteor diperkirakan mencapai 44 kilometer per detik dan tidak terlalu cerah. Pada saat puncak, diperkirakan bahwa pengamat dapat melihat lima meteor per jam, seperti yang dilaporkan oleh Panduan Alam Semesta.
Peristiwa hujan meteor ini sebenarnya bertepatan dengan hujan meteor Delta-Aquariid Selatan. Hujan meteor ini juga tergolong pucat.
Hujan meteor terjadi ketika Bumi melewati jejak debu es dan batu yang ditinggalkan oleh kmet atau asteroid di ruang angkasa.
Seiring waktu, sisa jejak debu batu dan es yang terbentuk seperti aliran pasir tersebar di sepanjang orbit Bumi.
Kemudian peristiwa hujan meteor atau bintang jatuh akan muncul di Bumi setiap kali puing-puing di ruang angkasa memasuki atmosfer Bumi. Batuan dan es yang tersisa biasanya terbakar pada ketinggian sekitar 70 hingga 100 km di atas permukaan bumi.
Hujan meteor tahunan seperti Pisces Austrinids terjadi ketika orbit Bumi melewati aliran debu dan es di lokasi yang sama setiap tahun.
(Anda / mantan)