Jakarta, CNBC Indonesia – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) membukukan sedikit peningkatan laba bersih dari tahun ke tahun sebesar 1,33% hingga Q3 2020. Laba bersih dan pendapatan perusahaan mencapai Rs.16,67 triliun, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang senilai Rs.16,45 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan tahunan perseroan, kenaikan laba juga membawa laba bersih per saham dari Rp 166,15 menjadi Rp 168,37.
Kenaikan laba bersih ini terjadi meski pendapatan perseroan menurun 2,62% year over year menjadi Rs 99,94 triliun pada akhir September 2020. Sedangkan pada September 2019 tercapai omzet Rp 102,63 triliun.
Dari sisi produk, penjualan data mencapai Rs 56,45 triliun dibandingkan dengan Rs 54,56 triliun pada tahun sebelumnya. Kontribusi bisnis data seluler mencapai Rs 48,82 triliun selama periode tersebut, naik dari Rs 46,42 triliun sebelumnya.
Kemudian pendapatan Indihome naik dari Rs 13,76 triliun menjadi Rs 16,11 triliun.
Sayangnya, lonjakan penjualan kedua produk tersebut tak mampu menahan penurunan penjualan ponsel yang turun sebesar Rs. 15,13 triliun hingga September 2020. Tahun lalu, nilai penjualan telepon mencapai 21,25 triliun rupee.
Kontributor utama pendapatan perseroan tahun ini secara konsolidasi tetap pendapatan seluler sebesar Rs.62,60 triliun atau 62,64% dari total pendapatan. Namun, angka tersebut lebih rendah dari tahun lalu (65,98 triliun rupee).
Selain itu, pendapatan barang konsumsi tahun ini mencapai Rs. 15,18 triliun. Nilai ini lebih tinggi dibanding tahun lalu (13,24 triliun rupee).
Selain itu, dari pendapatan perseroan yang menyumbang Rs 11,46 triliun hingga September lalu. Nilai tersebut lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 14,07 triliun.
Selain itu, WIB memiliki pendapatan yang menyumbang Rp 10,23 triliun dibandingkan Rp 8,16 triliun. Kemudian pendapatan lainnya adalah Rp 450 milyar, dibandingkan dengan Rp 534 milyar.
Dari sisi aset, nilai aset lancar turun dari akhir Desember 2019 menjadi Rp41,42 triliun menjadi Rp40,41 triliun. Kas dan setara kas perseroan turun dari Rs 18,24 triliun menjadi Rs 17,42 triliun.
Sementara itu, aset jangka panjang naik dari Rs 179,48 triliun pada tahun sebelumnya menjadi Rs 192,54 triliun.
Dengan demikian, total aset perseroan menjadi Rp 233,21 triliun pada September 2020, dibandingkan dengan Rp 221,20 triliun pada akhir 2019.
Liabilitas lancar meningkat dari Rp 58,36 triliun di akhir 2019 menjadi Rp63,48 triliun karena liabilitas kontraktual Rp6,80 triliun.
Utang jangka panjang juga meningkat dari Rp 51,74 triliun dari Rp 45,58 triliun pada akhir Desember 2019 karena adanya peningkatan pinjaman jangka panjang dan kewajiban kontrak.
Total utang perseroan pada akhir September mencapai Rs.115,33 triliun, dibandingkan dengan Rs103,95 triliun pada akhir 2019.
Sementara itu, ekuitas senilai Rs 117,88 triliun, naik dari Rs 117,25 triliun selama sembilan bulan terakhir.
(menikah / menikah)