Turki mengungkapkan kemarahannya pada majalah satir Prancis Charlie hebdo. Kemarahan ini dipicu oleh kartun yang tidak senonoh Presiden Recep Tayyip Erdogan majalah yang dipajang.
Sebagaimana dilaporkan AFP, Rabu (28/10/2020) asisten pers Erdogan sudah selesai. Turki menyebut apa yang dilakukan Charlie Hebdo menjijikkan.
“Kami mengutuk upaya paling menjijikkan dari publikasi ini untuk menyebarkan rasisme dan kebencian budaya,” kata asisten pers Erdogan Fahrettin Altun di Twitter, Selasa (27/10/2020).
“Agenda anti-Muslim Presiden Prancis Macron membuahkan hasil! Charlie Hebdo baru saja merilis serangkaian yang disebut kartun berisi gambar-gambar tercela tentang apa yang dikatakan sebagai presiden kami,” lanjutnya. .
Kartun halaman depan Charlie Hebdo edisi Rabu, diposting online Selasa malam, menunjukkan Erdogan dengan kaos dan pakaian dalam, meminum sekaleng bir dan mengangkat pakaian seorang wanita yang mengenakan jilbab untuk mengekspos pantatnya.
“Ooh, nabi!” Karakter tersebut berkata dalam balon dialog, sedangkan judulnya berbunyi “Erdogan: secara pribadi dia sangat lucu”.
Kartun ini dipamerkan oleh Charlie Hebdo pada saat perang kata-kata yang berkembang antara Erdogan, Macron dan para pemimpin Eropa lainnya menyusul pemenggalan kepala guru bahasa Prancis Samuel Paty. Charlie Hebdo adalah majalah yang sebelumnya menerbitkan kartun yang menghina Nabi Muhammad, yang memicu serangan dan pembantaian di staf editorialnya pada tahun 2015.
Hukum Turki
Seperti dilansir Reuters, Rabu (28/10/2020), media nasional Turki memberitakan bahwa jaksa Turki telah membuka penyelidikan terhadap para pemimpin Charlie Hebdo. Namun, dasar dan pelanggaran investigasi tersebut belum pasti.
Dalam sebuah pernyataan, Direktorat Komunikasi Turki mengonfirmasi tindakan keras akan diambil terhadap Charlie Hebdo karena memposting kartun yang mengejek Erdogan.
“Rakyat kami tidak boleh meragukan bahwa semua tindakan hukum dan diplomatik yang ditangani akan diambil terhadap kartun ini,” kata Direktorat Komunikasi Turki dalam sebuah pernyataan.
“Perjuangan kami melawan tindakan keras, jahat dan menghina ini akan terus berakhir dengan tekad penuh,” tambah pernyataan itu.