Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa saham di Amerika Serikat (AS) dibuka dengan warna merah pada Jumat (11 Mei 2020) setelah terjadi protes besar-besaran di beberapa tempat terkait pemilihan presiden AS.
Dow Jones Industrial Average turun 92 poin (-0,3%) pada pukul 8:30 waktu setempat (21:30 WIB) dan 15 menit kemudian menjadi 138,65 poin (-0,5%) menjadi 28.251,53 dan S. & P. 500 naik 19,2 poin (-0,55%) menjadi 3.491,28. Nasdaq turun 120,6 poin (-1%) menjadi 11.770,34.
Departemen Tenaga Kerja AS mengumumkan tingkat pengangguran untuk Oktober, yang 6,9% atau turun dari 7,9% di bulan sebelumnya. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones menyebutkan tingkat pengangguran di 7,7%.
“Laporan ketenagakerjaan terbaru menunjukkan bahwa ekonomi AS dengan cepat berbalik dari kebuntuan ekonomi terkait Covid-19 di musim semi menjadi pengangguran di bawah 7%,” kata Tony Bedikian, kepala Global Citizens Markets. CNBC Internasional.
Namun, pelaku pasar masih mengkhawatirkan peningkatan penyebaran Covid-19 yang dapat memicu karantina regional (Jam malam) suatu saat nanti.
Pelaku pasar juga khawatir pemilihan presiden AS cenderung ketat. Kandidat presiden Joe Biden terus memegang suara calon presiden petahana Donald Trump di dua negara bagian yang kritis untuk kemenangan, Georgia dan Pennsylvania.
Berdasarkan hitung cepat NBC NewsBiden memenangkan 253 suara, jadi hanya dibutuhkan 17 suara untuk mencapai batas kemenangan minimal 270 suara. Di Nevada dan Arizona, Biden masih berada di puncak meski posisinya ketat.
Sementara itu, jumlah suara anggota Senat yang beralih ke Partai Republik, membuat rencana Biden menaikkan pajak perusahaan cenderung sulit terlaksana.
Hal ini disambut positif oleh pelaku pasar yang cenderung sangat menentang pajak. Saham teknologi naik karena sentimen ini, terutama mengingat kondisi pandemi yang sedang berlangsung.
Partai Republik telah mengajukan tuntutan hukum di beberapa negara bagian setelah diduga melanggar aturan. Di negara bagian Wisconsin, tim kampanye Trump bahkan meminta penghitungan ulang.
Pada saat yang sama, berbagai protes dimulai di Amerika Serikat, seperti Minneapolis, New York, Phoenix. Kerumunan pendukung Trump bersikeras untuk mengakhiri pemungutan suara sementara sebagian besar pendukung Biden menuntut dilanjutkannya pemungutan suara.
TIM PENELITI CNBC INDONESIA
(ags / ags)