Bisnis.com, JAKARTA – emiten pertambangan batubara, PT Bukit Asam Tbktelah menandatangani kerjasama secara resmi dengan PT Pertamina (Persero) dan Air Products and Chemicals Inc. untuk mengerjakan proyek tersebut gasifikasi Batu bara.
Sementara itu, ketiga pihak menandatangani kesepakatan pada Kamis malam (10 Desember 2020), yang juga disaksikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM) Arifin Tasrif. Perjanjian tersebut berisi kesepakatan utama yang disepakati dan berlaku untuk semua pihak (PTBA, Pertamina dan Air Products).
Presiden Bukit Asam Arviyan Arifin mengatakan ketiga pihak telah melakukan sejumlah pembahasan dan kajian sejak kesepakatan ditandatangani pada 2018 agar bisa mencapai kesepakatan pada saat ini.
“Diharapkan ini bisa menjadi awal yang baik untuk ketahanan energi dan mendorong perusahaan lain untuk mendukung strategi pemerintah,” kata Arviyan, seperti keterangan resminya, Jumat (11 Desember 2020).
Sebagai informasi, saham PTBA berkode emiten itu akan membangun pabrik pengolahan batu bara dimetil eter (DME) dengan Air Products dan Pertamina di Tanjung Enim, Sumatera Selatan.
Persiapan konstruksi proyek hulu dijadwalkan dimulai pada pertengahan 2021 dan target operasionalnya pada kuartal II / 2024. Total investasi proyek tersebut sebesar 2,1 miliar dolar AS, yang seluruhnya akan ditanggung oleh Air Product. Sementara PTBA sebagai pemasok pasokan batu bara dan Pertamina akan bertindak sebagai pembeli produk DME.
Dengan demikian PTBA tidak menanggung beban risiko finansial dan struktural.
Kilang batu bara tersebut akan mengolah hingga 6 juta ton batu bara per tahun dan mengubahnya menjadi 1,4 juta ton DME yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti gas cair.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan pengembangan DME dapat menggantikan LPG pengguna rumah tangga guna menekan impor LPG yang saat ini mencapai lebih dari 70 persen.
“Ini salah satu milestone hilirisasi batubara nasional, khususnya dalam pengembangan DME. Ke depan diharapkan teknologi yang digunakan bisa efisien dan menghasilkan produk DME yang kompetitif dengan LPG,” kata Arifin.
Sementara itu, Presiden Pertamina Nicke Widyawati mengatakan kerja sama ini sejalan dengan strategi pemerintah dalam memanfaatkan surplus batu bara dengan cadangan yang cukup untuk 60 tahun ke depan dan membantu mengurangi defisit perdagangan.
“Untuk Pertamina dengan infrastruktur hilirnya saat ini dan belum banyak perubahan teknis, kami optimis program konversi ini akan berhasil,” kata Nicke.
CEO Air Product Inc. Seifi Ghasemi mengatakan, pihaknya bangga dapat melaksanakan kesepakatan untuk membangun pembangkit konversi batu bara menjadi DME.
“Kami yakin Indonesia akan menjadi negara yang hebat di masa depan dan kami siap bekerja sama dan berinvestasi di Indonesia,” ujar Ghasemi.
Masuk Daftar
Bisnis Indonesia bersama tiga media menggalang dana untuk membantu tenaga medis dan warga terdampak virus corona yang dijalankan melalui Yayasan Lumbung Pangan Indonesia (rekening BNI: 200-5202-055).
Ayo, bantu donasi sekarang! Klik disini untuk lebih jelasnya.