Jakarta. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengumpulkan 1.271 pegawai pada Selasa untuk diambil sumpah setia sebagai pegawai negeri untuk mematuhi undang-undang baru yang mendapat tentangan dari salah satu unsur penyidiknya.
Upacara pelantikan telah memicu kontroversi karena hanya mereka yang lulus ujian nasionalisme yang dapat menjadi pekerja.
Sedikitnya 75 anggota gagal dalam ujian tersebut, termasuk penyidik tertinggi Novel Baswedan dan pemimpin serikat KPK Yudi Purnomo.
Novel telah mendapatkan reputasi untuk menangani kasus-kasus profil tinggi dengan menteri, perwira polisi senior, dan pejabat senior negara lainnya.
Setelah tidak berhasil mengajukan tuntutan pidana terhadapnya, Novel memutuskan mundur dari Polri dan berkonsentrasi pada pekerjaannya di KPK.
Dia adalah korban serangan asam pada April 2017 yang membuat matanya rusak parah. Lebih dari dua tahun kemudian, dua petugas polisi aktif menyerahkan diri kepada polisi setelah mengakui peran mereka dalam serangan itu.
Yudi kini dikenal sebagai kritikus setia pimpinan KPK Firli Bahuri saat ini. Berulangkali dikatakannya bahwa ujian nasionalisme tidak lebih dari upaya untuk memecat sekelompok karyawan tertentu seperti dirinya dan Novel.
Dari 75 pegawai tersebut, 51 akan dipecat dari KPK untuk selamanya, namun masih belum jelas apakah Novel dan Yudi termasuk di antara mereka.
Upacara di markas KPK di Jakarta Selatan yang dipimpin Firli berjalan lancar.
Hanya 53 karyawan yang hadir di gedung, sementara sisanya mengikuti proses online berdasarkan log Covid-19.
Mereka bersumpah untuk menegakkan dan melindungi ideologi negara Pancasila dan konstitusi, serta bersumpah setia kepada pemerintah.
Upacara tersebut berlangsung dalam rangka HUT Pancasila yang kini menjadi hari libur nasional.
Ratusan petugas polisi dan tentara berjaga di sekitar gedung untuk memastikan bahwa upacara berjalan lancar.
Transisi dari pegawai KPK menjadi PNS diwajibkan oleh amandemen UU KPK, kata Firli.
Meski baru berstatus PNS, pegawai KPK tidak bergantung pada pemerintah dalam pekerjaannya, tambahnya.
“Semua pegawai KPK tidak boleh ragu dan terus bekerja memberantas korupsi tanpa pengaruh kekuasaan apapun. Pemberantasan korupsi tidak akan berakhir sampai kita mati, ”kata Firli dalam sambutan pembukaannya.
Sehari sebelum upacara, 75 pekerja yang tidak lulus tes nasionalisme mengirim surat terbuka ke KPK meminta penundaan untuk memastikan bahwa semua pekerja saat ini menjadi pegawai negeri.
Selain Yudi dan Novel, Andre Dhedy Nainggolan, Afief Yulian Miftah, Budi Agung Nugroho, Rizka Anungnata, Budi Sungmo, Ambarita Damanik, Muhammad Praswad Nugraha, Marc Falentino, Iguh Sipurba, Harun Al Rasyid Posteria gagal.
Anda pernah menangani kasus korupsi besar-besaran, terakhir terhadap Menteri Sosial Juliari Batubara, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah, dan Komisioner Pemilihan Umum Wahyu Setiawan.
Sejak UU KPK diubah pada 2019, setidaknya 38 pegawai KPK mengundurkan diri karena perselisihan.
Mengapa amandemen undang-undang itu kontroversial?
Pemerintah dan DPR sepakat untuk mengamandemen UU KPK 2002 dengan alasan komisi terlalu kuat, meski tidak ada badan pengawas.
Langkah itu dilakukan tak lama setelah Presiden Joko Widodo dilantik untuk masa jabatan keduanya dan memicu protes di seluruh negeri atas tuduhan bahwa undang-undang baru itu akan melumpuhkan badan anti-korupsi yang bergengsi itu.
Setidaknya dua siswa tewas dalam aksi maraton di seluruh negeri, yang sering mengakibatkan bentrokan dengan aparat keamanan.
Undang-undang yang diamandemen memperkenalkan otoritas pengawasan di dalam komisi yang mewajibkan semua pegawai KPK untuk bergabung dengan layanan publik dan mencabut otoritas komisaris yang dulu sangat luas untuk menyelidiki dan menuntut kasus-kasus korupsi.
Penyidik KPK tidak dapat menyadap tersangka tanpa persetujuan terlebih dahulu dari regulator.
Wakil Ketua KPK Laode M. Syarif saat itu mengatakan, pembongkaran kewenangan komisioner KPK sama saja dengan “membunuh” KPK.
KPK juga kehilangan keistimewaannya sebagai lembaga negara yang independen karena seluruh jajarannya harus masuk ke layanan publik, ujarnya.
Selain itu, undang-undang baru tersebut menciptakan celah yang muncul dari badan pengawas yang ditunjuk oleh presiden dan dapat menimbulkan masalah di kemudian hari.
Otoritas pengawas berwenang untuk mengeluarkan persetujuan untuk tindakan penyadapan atau pembekuan aset. Namun, itu terdiri dari warga sipil yang tidak berwenang untuk menyelidiki kasus atau menuntut tersangka.
KPK telah mendapatkan reputasi karena mengungkap kasus transplantasi profil tinggi yang melibatkan politisi papan atas dan teman dekat mantan presiden.
Namun, hal itu telah diteliti secara luas oleh media atas dugaan gerakan politik. Selama pemilihan presiden 2014 dan 2019, KPK menangkap para pemimpin partai yang terkait erat dengan calon presiden saat tanggal pemungutan suara semakin dekat.