TEMPO.CO, Jakarta – Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengomentari besar-besaran pada hari Selasa Banjir yang memporak-porandakan pemerintahan Sintang di Kalimantan Barat. Dia menyalahkan daerah aliran sungai yang rusak, yang menurut presiden telah menjadi masalah selama beberapa dekade.
“Harus dihentikan karena itu masalah utamanya. kerudung [River] meluap karena DAS rusak. Semuanya akan kami perbaiki,” kata Presiden kepada wartawan usai peresmian Tol Serang-Rangkasbitung di Banten pada 16 November lalu.
Ia berjanji pada tahun 2022 pemerintah akan mendirikan pembibitan pohon atau areal yang akan digunakan untuk mengolah benih/pancang yang dapat ditanam di lapangan dan menghijaukan kembali areal tersebut. “Ini akan memulihkan daerah di hulu, di daerah resapan air.”
Namun, Jokowi menegaskan bahwa banjir tersebut bukan disebabkan oleh penggundulan hutan tetapi oleh curah hujan ekstrem yang tidak biasa.
Hari ini adalah minggu ketiga Kabupaten Sintang ditenggelamkan banjir tanpa tanda-tanda surut. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan curah hujan lebih lanjut dalam beberapa hari ke depan.
Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sintang, 25.884 warga mengungsi akibat banjir besar tersebut. Itu juga mempengaruhi kehidupan 124.497 orang.
Membaca: Palangka Raya menyatakan keadaan darurat karena pasang naik
Dewi nurita