Jakarta (ANTARA) – Kepresidenan G20 memungkinkan Indonesia menggelar diskusi dengan agenda yang menguntungkan kepentingannya, kata Piter Abdullah, direktur riset Indonesia Center of Reform on Economics (CORE).
“Dengan memimpin G20, kita bisa mengatur agenda pertemuan G20 dengan topik yang paling sesuai dengan kepentingan ekonomi global kita, meskipun itu bukan tugas yang mudah,” katanya saat diskusi publik yang diselenggarakan oleh Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Panitia (KPC-PEN) di Jakarta, Jumat.
Indonesia juga dapat menetapkan agenda yang menguntungkan negara lain, seperti arsitektur kesehatan global, ekonomi digital, dan energi baru dan terbarukan, katanya.
Berbeda dengan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia, yang mengatur sistem keuangan global, tidak ada organisasi semacam itu untuk sektor kesehatan global, meskipun sektor ini sangat penting bagi pembangunan ekonomi.
Berita serupa: Polri Harus Lindungi Kehormatan Indonesia, Kepercayaan G20: Jokowi
“Saya lega mengetahui bahwa Menteri Kesehatan kita adalah seorang ekonom. Oleh karena itu, kita bisa mengubah paradigma bahwa kesejahteraan penduduk bukan hanya masalah kesehatan tetapi juga masalah ekonomi,” kata Abdullah.
Dalam upaya mengatasi dampak ekonomi dari pandemi COVID-19 di Indonesia, negara dapat menggunakan platform G20 untuk membahas langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah ekonomi global jatuh lebih jauh, katanya.
Perekonomian Indonesia tumbuh minus 2,07 persen pasca merebaknya pandemi COVID-19 pada 2020, ujarnya.
“Kami dapat menempatkan masalah COVID-19 dalam agenda kami. Selain bermanfaat bagi masyarakat global, agenda tersebut tentunya juga bermanfaat bagi kita,” kata Abdullah.
Indonesia akan melihat lonjakan kedatangan turis asing dan pendapatan pariwisata sebagai keuntungan jangka pendek dari kepresidenan G20, katanya.
“Jika kita menyelenggarakan pertemuan G20 di sebuah provinsi, misalnya di Bali, maka menurut saya provinsi tersebut akan mendapat manfaat ekonomi dari acara tersebut,” kata pakar tersebut.
Berita serupa: Jokowi mengundang kepala negara dan pemerintahan G20 untuk mengunjungi suaka mangrove Bali