TEMPO.CO, Jakarta – Juru bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan 21 kasus baru Omicron di dalam negeri merupakan kasus impor dari luar negeri. wisatawan; 16 WNI dan 5 WNA. Dia mengumumkan bahwa Arab Saudi dan Turki adalah negara yang paling sering dikunjungi.
“Kasus Omicron di Indonesia karena aktivitas perjalanan dari beberapa negara seperti Arab Saudi dan Turki, sehingga masyarakat disarankan untuk bepergian ke sana,” kata Nadia dalam keterangan tertulis, Rabu, 29 Desember 2018.
Sejauh ini, kasus Omicron di Indonesia paling banyak terdeteksi pada pemudik yang pulang ke Tanah Air dari luar negeri. Dari total 68 kasus yang ditemukan di Indonesia, hanya satu kasus terkonfirmasi yang berasal dari siaran lokal.
Pemerintah memperketat pintu masuk, terutama di perbatasan laut dan darat. Tingkat kepositifan virus di pintu masuk ke air dan darat sepuluh kali lebih tinggi daripada di pintu masuk ke udara.
Nadia juga mengimbau kepada masyarakat untuk membatasi mobilitas dan tetap disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan yang telah ditetapkan.
“Pengetahuan diri dan keengganan untuk mendesak perjalanan perlu dilakukan. Saya mengajak masyarakat untuk bahu-membahu mencegah penularan COVID-19 dengan tidak bepergian,” ujar Nadia.
Membaca: Lebih dari 10.000 orang Indonesia bepergian ke luar negeri di tengah peringatan Omicron
EGI ADYATAMA