Banda Aceh, Aceh (ANTARA) – Banjir bandang yang dipicu hujan deras yang berlebihan selama dua hari terakhir membuat ratusan warga Desa Alue Ie Mirah, Kecamatan Indra Makmur, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh mengungsi, mengungsi.
“Ratusan warga Alue Ie Mirah mengungsi di ‘meunasah’. Desa ini memiliki dua titik pengungsian,” kata Russamin, Camat Indra Makmur di sini, Minggu.
Hujan deras yang terus mengguyur pada Minggu menyebabkan banjir yang menenggelamkan ribuan rumah di delapan desa di Indra Makmur, katanya.
Ketinggian banjir mencapai antara 50 cm hingga satu meter di Kecamatan Indra Makmur.
“Saat ini delapan desa terendam banjir dan ribuan warga terdampak. Desa yang terdampak antara lain Alue Ie Mirah, Jamboe Lubok, Julok Rayeuk Utara, Julok Rayeuk Selatan, Blang Nisam, Pelita Sagub Jaya, dan Seneubok Cina,” ujarnya.
Russamin mengatakan, evakuasi korban banjir dilakukan dengan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Aceh Timur.
“Kami mengimbau masyarakat untuk tidak berdiam diri di rumah karena ketinggian air terus meningkat. Jika air naik, mereka harus segera mengungsi ke masjid, ‘meunasah’, atau tempat lain,” katanya.
Berita Terkait: Banjir Aceh terkendali, tidak ada lagi pengungsi: BPBA
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Timur melaporkan banjir mulai merembet ke beberapa kecamatan lainnya.
“Hujan dengan intensitas tinggi yang turun sejak Jumat menyebabkan banjir yang merendam rumah dan areal perkebunan serta persawahan,” kata Kepala BPBD Aceh Timur Ashadi.
Di antara kecamatan yang dilanda banjir adalah Julok, Darul Aman, Indra Makmur, dan Ranto Peureulak, katanya.
“Kami berharap para ‘keuchik’ atau kepala desa terus memantau wilayahnya dengan cermat karena hujan masih berlangsung dengan intensitas ringan atau berat,” kata Ashadi.
Berita Terkait: Presiden kirim 15.000 paket bantuan untuk korban banjir Aceh