Jakarta (ANTARA) – Indonesia mendorong penguasaan teknologi dan pemanfaatannya secara aman, produktif, dan positif oleh masyarakat global untuk mencegah investasi ilegal di era Presidensi G20, kata Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika Dedy Permadi.
Isu ini erat kaitannya dengan prioritas kedua dan ketiga yang dicanangkan kementerian di Digital Economy Working Group (DEWG), yaitu literasi dan keterampilan digital serta aliran data lintas batas negara, ujarnya di Jakarta, Selasa.
“Perdagangan atau investasi ilegal merupakan salah satu bentuk tantangan digital skill saat ini. Ini perlu menjadi perhatian negara-negara dunia,” kata Permadi yang juga menjabat sebagai co-chair DEWG.
Literasi dan keterampilan digital yang baik sangat penting saat ini karena dapat meminimalkan masalah perdagangan dan investasi gelap, katanya.
“Jadi, salah satu solusi kunci untuk melindungi dari bisnis dan investasi ilegal adalah dengan meningkatkan literasi digital,” tegasnya.
Untuk itu, kata dia, Indonesia mengusulkan prinsip dan nilai dasar literasi dan kecakapan digital.
Selain itu, Permadi juga menyoroti bahwa Indonesia berfokus pada pengelolaan data pribadi, dengan tata kelola yang canggih dan aman, untuk orang-orang di seluruh negara selama masa kepresidenan pengelompokan tersebut.
Berita Terkait: G20 harus melakukan upaya yang sama melawan korupsi: ACWG
Selama ini, kata dia, belum ada sistem perlindungan data di tingkat global. Untuk itu, Indonesia telah mencanangkan prinsip-prinsip dasar yang perlu dianut oleh negara-negara G20, yaitu transparansi, validitas, keadilan, dan resiprositas, katanya.
“Empat prinsip yang dikemukakan Indonesia ini harus menjadi nilai dan pemahaman bersama bagi negara-negara G20 dalam mengelola data, khususnya data pribadi,” ujarnya.
Forum Kelompok Kerja Ekonomi Digital (DEWG) berusaha untuk menengahi kesepakatan global dalam membangun ekosistem digital yang inklusif.
“Melek huruf di sini berarti kita harus memiliki pemahaman dan pengetahuan tentang bagaimana melindungi diri kita sendiri dan data pribadi kita,” kata Sekjen Kementerian, Mira Tayyiba.
Berita Terkait: Indonesia dorong tata kelola migrasi melalui G20: Migrant Care