Indonesia
Pemindahan ibu kota baru ke Kalimantan tidak boleh berdampak buruk bagi kehidupan masyarakat setempat, kata mereka
Presiden Indonesia Joko Widodo berbicara dengan para pemimpin agama di tempat yang dikenal sebagai Titik Nol Kilometer, pusat ibu kota baru yang disebut Nusantara di provinsi Kalimantan Timur. (Foto: www.presidenri.go.id)
Seorang imam Katolik termasuk di antara kelompok yang mewakili agama-agama utama Indonesia dan beberapa kepercayaan tradisional yang mengambil bagian dalam upacara simbolis untuk memberkati pembangunan Nusantara, ibu kota baru negara yang akan dibangun di Kalimantan.
Presiden Joko Widodo memimpin acara pada 14 Maret di pusat ibu kota yang disebut Titik Nol Kilometer (IKN) di Kabupaten Penajam Paser Utara Kalimantan Timur.
Para gubernur dari 34 provinsi secara bergiliran menambahkan tanah dan air ke dalam wadah berlapis emas sebagai bagian dari upacara.
Terima kasih. Anda sekarang mendaftar ke buletin harian
DAFTAR SEKARANG!
tetap terkini Jangan sampai ketinggalan berita terbaru
Widodo mengatakan ini melambangkan “kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, militer Indonesia, polisi Indonesia, sektor swasta, dan masyarakat dalam mendukung pembangunan kota.”
Upacara tersebut termasuk sesi doa antaragama di mana 13 pemimpin agama, termasuk Pastor Agustinus Adeodatus Wiyono dari satu-satunya gereja paroki di distrik itu, berdoa dan memberkati proyek tersebut.
“Saya berdoa untuk semua pemimpin nasional dan agar proyek berjalan lancar,” katanya kepada UCA News pada 16 Maret.
“Kalau ditanya apakah saya mendukung proyek ini atau tidak, itu yang harus saya lakukan sebagai seorang Katolik. Umat Katolik adalah bagian dari bangsa ini. Sudah saatnya kita bekerja sama dengan pemerintah dalam proyek ini”
Dia mengatakan, pemerintah harus berpikir panjang dan keras terkait pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke wilayahnya.
“Mereka pasti sudah memikirkannya dengan matang. Para pemuka agama mengetahui semua itu karena mereka terlibat dalam diskusi,” katanya.
“Jika Anda bertanya kepada saya apakah saya mendukung proyek tersebut atau tidak, itulah yang harus saya lakukan sebagai seorang Katolik. Katolik adalah bagian dari bangsa ini. Sudah saatnya kita bekerja sama dengan pemerintah dalam proyek ini.”
Pemindahan ibu kota telah memicu kontroversi, dengan beberapa orang mengatakan kehidupan banyak orang, baik penduduk lokal maupun mereka yang terpaksa pindah, akan dilemparkan ke dalam kekacauan.
Dalam pembicaraan dengan Widodo setelah acara, para pemimpin adat dan agama mendesak presiden untuk memastikan kebutuhan masyarakat tidak diabaikan selama relokasi.
Presiden Widodo mengumumkan relokasi ibu kota pada 2019, dengan alasan perlunya mengurangi beban Jakarta yang dilanda banjir dan kemacetan lalu lintas.
“Kami berharap pemerintah tidak hanya fokus pada infrastruktur dan fasilitas. Kami ingin perhatian juga diberikan pada pembangunan masyarakat,” kata Helena, Ketua Dewan Suku Dayak kabupaten.
Ia mengatakan langkah tersebut memberikan peluang bagi pemerintah untuk lebih membantu pembangunan masyarakat di wilayah Kalimantan dengan menyediakan fasilitas pelatihan dan universitas sehingga masyarakat setempat dapat memainkan peran kunci tanpa perlu bergantung pada mendatangkan puluhan ribu orang luar, katanya. dikatakan.
Presiden Widodo mengumumkan relokasi ibu kota pada 2019, dengan alasan perlunya mengurangi beban Jakarta yang dilanda banjir dan padat lalu lintas, yang saat ini berfungsi sebagai pusat administrasi dan pusat bisnis negara.
Nusantara akan berlokasi di atas lahan seluas 256.000 hektar di kawasan yang membentang di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara yang berdekatan. Diperkirakan akan menelan biaya 466 triliun rupiah (sekitar US$32,7 miliar).
berita terbaru