TEMPO.CO, jakarta – Jetstar Australia melakukan penerbangan pertamanya ke Bali Setelah istirahat dua tahun, membawa 300 penumpang di dalamnya. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan penerbangan tersebut merupakan momentum kebangkitan ekonomi.
Setelah bertahan selama dua tahun karena pandemi, Jetstar Australia kembali beroperasi dengan menerbangkan 26 media dan agen perjalanan terkemuka Australia dalam format Familiarization Trip (Farm Trip). Maskapai ini juga meluncurkan kampanye ‘Jetstar Un-Bali-vable Fare Frenzy’ dengan tagar ‘To Bali with Love’, menawarkan tarif tiket murah.
“Program ini bekerjasama dengan 15 pelaku UMKM lokal yang terdampak pandemi Covid-19,” kata Sandiaga dalam rilis yang diterima di Jakarta, Rabu, 16 Maret 2020.
Sandiaga menambahkan, pihaknya menyambut baik inisiatif Jetstar yang melibatkan UMKM dalam kampanye mereka.
“Kegiatan ini diharapkan menjadi momentum bagi pemulihan perekonomian nasional, khususnya Bali yang perekonomiannya bergantung pada pariwisata dan ekonomi kreatif. Serta mendorong kesempatan kerja yang seluas-luasnya,” kata Sandiaga.
CEO Grup Jetstar, Gareth Evans, perusahaan “sangat bersemangat untuk kembali ke Bali hari ini setelah dua tahun yang panjang, dan kami yakin bahwa Bali akan segera mendapatkan kembali posisinya sebagai tujuan wisata internasional terpopuler kami sekarang setelah perbatasan dibuka.”
Penerbangan Jetstar antara Sydney dan Denpasar dijadwalkan untuk dilanjutkan pada awal April 2022, sebelum menambahkan Brisbane, Adelaide, Cairns, dan Gold Coast pada Mei.
Membaca: Turis Asing yang Mengajukan Visa on Arrival di Bali Meningkat
ANTARA