Jakarta (ANTARA) – Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Saleh Partaonan Daulay menyayangkan pemberhentian Dr dr. Terawan Agus Putranto dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
“Saya kaget dengan keputusan itu. Kongres seharusnya menjadi wadah konsolidasi dan silaturahim dalam merajut persatuan. Kok malah dijadikan forum pemecatan. Apalagi sifatnya permanen (pemberhentian). Aneh kan?” Daulay mengatakan dalam siaran pers di sini pada hari Minggu.
Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Indonesia (MKEK) dalam sidang khusus yang diselenggarakan pada Kongres ke-31 IDI yang diselenggarakan di Kota Banda Aceh, Aceh, Jumat (25/3), memutuskan untuk memberhentikan secara permanen Terawan Putranto, mantan menteri kesehatan, dari keanggotaan IDI. .
Terawan adalah salah satu dokter terbaik di Indonesia. Sebagai seorang dokter dan anggota TNI, sudah banyak menorehkan prestasi, menurut Daulay, ketua Fraksi PAN (Partai Amanat Nasional).
Anggota parlemen mendesak Kementerian Kesehatan untuk mengambil tindakan dan memfasilitasi pertemuan antara IDI dan dr Terawan.
“Beberapa kegiatan Dr Terawan sudah dimintai keterangan, misalnya tentang DSA (Angiografi Pengurangan Digital) dan vaksin Nusantara. Saya dan keluarga adalah dr. Pasien Terawan yang mencoba keduanya. Setelah DSA, tidak ada masalah. Bahkan, kita merasa lega dan nyaman. Begitu juga dengan vaksin Nusantara Nusantara. Setelah divaksin, Alhamdulillah tidak ada masalah. Sejauh ini kami baik-baik saja,” katanya.
Berdasarkan pengalamannya, dia mengatakan bahwa Terawan telah bekerja secara profesional.
Legislator mengatakan pemecatan Terawan mungkin menjadi preseden buruk.
Berita Terkait: Dewan Etik Kedokteran Keluarkan Dr Terawan Putranto dari IDI
Berita Terkait: Vaksin COVID-19 bebas cacat dan dalam kondisi baik: Menteri Kesehatan