Ke depan, pertanian bisa menjadi kekuatan bangsa ini…
Lampung S, Lampung (ANTARA) – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendesak petani untuk beradaptasi dengan tantangan lingkungan saat ini, seperti perubahan iklim, yang ia sebut sebagai masalah besar bagi sektor pertanian.
Hal itu disampaikannya saat mengunjungi Pusat Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BBPSDM) di Jakarta, Selasa.
Menanggapi perubahan iklim, semua pemangku kepentingan, termasuk petani, harus melakukan kegiatan pertanian sesuai dengan prinsip ramah lingkungan, katanya.
Oleh karena itu, pelaksanaan kegiatan Training of Trainer (TOT) bertema “Pertanian Ramah Lingkungan” bagi PNS, dosen, guru, dan petugas sosialisasi pertanian di Provinsi Lampung oleh BPPSDMP diharapkan dapat memantapkan implementasi praktik yang konkrit, tambahnya.
“TOT adalah awal dari perjalanan panjang (praktik pertanian ramah lingkungan). Saya berharap kegiatan ini memiliki target (konkret), sehingga setiap peserta tahu apa yang akan mereka dapatkan setelah pelatihan,” ujarnya.
Berita Terkait: Kemitraan mendorong pendekatan klaster dalam mencegah kebakaran hutan dan lahan
Lebih lanjut Menkeu mengatakan, kemampuan petani harus terus ditingkatkan agar produksi pangan bisa meningkat.
“Ke depan, pertanian bisa menjadi kekuatan bangsa (Indonesia) ini, paling tidak (produksinya diharapkan mencukupi) untuk kebutuhan kita sendiri. Bahkan, kita berharap bisa mengekspor produknya,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi, mengatakan pertanian ramah lingkungan ini sesuai dengan pelaksanaan prioritas nasional keenam Program Pembangunan Nasional Jangka Menengah (RPJMN) yaitu perbaikan lingkungan, peningkatan ketahanan bencana dan perubahan iklim, dan melakukan pembangunan rendah karbon.
“Untuk memajukan sektor pertanian diperlukan kemauan yang kuat tanpa mengandalkan anggaran (negara),” tambahnya.
Oleh karena itu, seluruh pemangku kepentingan harus terus meningkatkan pengetahuan, kapasitas, dan kemampuan untuk menjawab tantangan dan perkembangan sektor pertanian, khususnya terkait isu teknologi dan perubahan iklim, ujarnya.
“Solusi (mitigasi) pemanasan global dan cuaca ekstrim adalah (melakukan) pertanian ramah lingkungan,” tambahnya.
Berita Terkait: Butuh Rp77,82 triliun untuk memenuhi target NDC kehutanan: menteri