Jakarta (ANTARA) – Kolaborasi semua pihak, terutama antar perguruan tinggi, diperlukan untuk menangani masalah sampah di Jakarta, kata Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Selatan.
“Setiap hari, sedikitnya 7.700 ton sampah dari Jakarta dikirim ke Bantargebang (tempat pembuangan sampah). Jumlah itu setara dengan satu Gelora Bung Karno (stadion di Jakarta),” kata Kepala Seksi Partisipasi Masyarakat dan Ketaatan Hukum di kantor Kamil kata Salim saat peluncuran Jambore Nasional Bank Sampah di Jakarta, Senin.
Khusus di wilayah Jakarta Selatan, setiap hari dihasilkan 1.500 ton sampah, ujarnya. Karena itu, ia mengapresiasi Universitas Budi Luhur (UBL) yang menggelar Jambore Nasional Bank Sampah.
“Memang kami dari pemerintah ditugaskan untuk menyelesaikan masalah sampah. Namun, jika ada stakeholder seperti perguruan tinggi, aktivis lingkungan, dan stakeholder lainnya (yang membantu menyelesaikan masalah), mereka tidak dibayar. Sedangkan saya dibayar. .Bagi saya, mereka adalah pahlawan lingkungan. Ini yang harus kita apresiasi,” ujarnya.
Rektor Universitas Budi Luhur Dr. orang Irlandia Wendi Usino, MSc. mengatakan, pihaknya mengedukasi masyarakat untuk peduli terhadap sampah. Ia mengajak masyarakat untuk memanfaatkan bank sampah di kampus UBL.
“Bank sampah ini hadir untuk membantu masyarakat menyelesaikan permasalahan sampah di lingkungan, khususnya bagi masyarakat sekitar kampus,” ujarnya.
Jambore Nasional Bank Sampah merupakan inisiatif universitas untuk mengajak masyarakat lebih peduli terhadap lingkungan, menurut rektor. Selain itu, universitas juga melakukan penelitian tentang pengelolaan sampah.
Kegiatan Jambore Nasional Bank Sampah yang rencananya akan digelar di Jakarta pada 14 September hingga 17 September 2022 ini akan melibatkan masyarakat, berbagai komunitas, dan pegiat bank sampah dari seluruh Indonesia.
Berita Terkait: Menhub meninjau pembangunan TPST jelang KTT G20 Bali
Berita Terkait: Menteri bangun bank sampah di pulau penyangga Batam