Jakarta (ANTARA) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi sepanjang tahun ini mengingat fenomena tersebut tidak membedakan musim.
Secara historis, bencana hidrometeorologi telah terjadi selama transisi musiman, penjabat kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Bencana badan tersebut Abdul Muhari memberi tahu saat briefing bencana online pada hari Senin.
“Namun, musim saat ini sudah tidak normal lagi. Kadang (di) Agustus yang seharusnya kering, masih hujan bahkan intensitasnya tinggi,” ujarnya.
Dengan demikian, mengingat catatan sejarah, tidak ada satu periode pun dalam satu tahun di mana masyarakat tidak perlu waspada terhadap bencana hidrometeorologi basah, tambahnya.
Misalnya, karena intensitas hujan yang tinggi, daerah yang sebelumnya aman menjadi rawan banjir dan tanah longsor, ujarnya.
Berdasarkan catatan badan tersebut, antara 10 hingga 16 Oktober 2022, Indonesia mengalami 76 bencana yang kesemuanya termasuk dalam kategori bencana hidrometeorologi basah.
Dalam sepekan terakhir, banjir menjadi salah satu bencana yang paling sering terjadi di Indonesia, dengan 36 kejadian banjir tercatat di tanah air. Ada juga 23 kejadian cuaca ekstrim dan 17 kejadian longsor.
Insiden tersebut dilaporkan dari 56 kabupaten atau kota di 21 provinsi di seluruh Indonesia.
Bencana tersebut merenggut nyawa 13 orang dan menyebabkan 10 orang luka-luka. Secara total, sekitar 70.800 orang terkena dampak peristiwa bencana dalam seminggu terakhir.
Dari total korban jiwa, delapan orang dikabarkan meninggal dunia akibat banjir, sedangkan lima orang meninggal dunia akibat tanah longsor di Tanah Air.
Banjir dan longsor pada periode tersebut menelan korban jiwa terbanyak di Bogor, Jawa Barat.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sudah mengeluarkan peringatan potensi cuaca ekstrem di hampir seluruh wilayah Indonesia, kata Muhari.
Berita Terkait: Kaltim harus tetap waspada terhadap risiko bencana: BNPB
Berita Terkait: Mitigasi bencana bergeser ke pengurangan risiko: BNPB
Berita Terkait: BNPB imbau daerah siapkan aparatur mitigasi bencana
