Bank Pembangunan Asia (ADB) akan membantu relokasi ibu kota Indonesia yang direncanakan senilai $32 miliar dengan memobilisasi pembiayaan dan menilai dampak lingkungan dan sosial proyek tersebut, pemberi pinjaman yang berbasis di Manila mengatakan pada hari Jumat.
Bank multilateral mengatakan dalam sebuah pernyataan juga akan membantu dengan desain kota baru, Nusantara, yang ingin dibangun oleh Presiden Joko Widodo di bagian timur pulau Kalimantan yang berhutan.
Ketika ditanya apakah ADB akan memperpanjang pinjaman ke Indonesia untuk relokasi, pemberi pinjaman mengatakan dukungannya akan “teknis, termasuk dalam menyiapkan konferensi internasional” tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
“ADB akan berbagi pelajaran internasional untuk membantu NNCA merancang dan mendanai pembangunan ibu kota baru,” kata senior ADB pejabat Ahmed M. Saeed, mengacu pada Otoritas Ibu Kota Nasional Nusantara, sebuah lembaga pemerintah yang bertanggung jawab atas proyek tersebut.
Pernyataan bank tersebut menyusul pengumuman dari Softbank Group Jepang bahwa mereka tidak akan berinvestasi di Nusantara, meskipun pernyataan sebelumnya oleh seorang menteri Indonesia bahwa kelompok tersebut telah menawarkan miliaran dolar untuk proyek tersebut.
NNCA dipimpin oleh Bambang Susantono, mantan wakil presiden untuk ADB dan mantan Wakil Menteri Perhubungan Indonesia.
Susantono dikutip dalam Friday’s ADB pernyataan yang mengatakan dia ingin belajar tentang pengalaman orang lain dalam menciptakan kota yang netral karbon dan inklusif.
Jokowi, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa dia ingin pemerintah membiayai hanya sekitar seperlima dari biaya ibu kota baru, dan sisanya harus dibiayai oleh investor swasta dan asing.
Dana kekayaan negara Indonesia akan berinvestasi di ibu kota baru jika melihat proyek tersebut layak secara komersial, kepala dana tersebut mengatakan kepada Reuters minggu ini.
Pemerintah menargetkan pembangunan segera dimulai dan PNS diharapkan pindah dari ibu kota saat ini, Jakarta, ke Nusantara pada 2024.
Reuters