Jakarta (ANTARA) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengimbau seluruh jajaran menteri menyalurkan APBN 2023 untuk kegiatan produktif, khususnya terkait penciptaan lapangan kerja.
“APBN 2023 harus difokuskan pada kegiatan produktif, terutama dalam rangka penciptaan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan,” kata Kepala Negara dalam rapat kabinet paripurna di Istana Merdeka, Jakarta, Senin.
Selain program produktif, APBN 2023 juga difokuskan untuk menuntaskan program-program prioritas nasional seperti penurunan angka stunting, penurunan angka kemiskinan ekstrim, dan agenda jelang Pemilu 2024, ujarnya.
Berdasarkan arahan tersebut, Presiden mendesak kementerian terkait untuk mendorong pemerintah daerah menggunakan dana desa untuk mendorong perekonomian daerah.
“Jangan sampai dana yang ditransfer terbuang sia-sia tanpa berdampak pada peningkatan perekonomian di daerah,” tegasnya.
Kepala negara juga mengatakan, penggunaan APBD harus sejalan dengan APBN yang fokus pada program-program prioritas nasional, seperti ekonomi kerakyatan, ekspor, dan investasi.
Dalam sambutannya di sidang kabinet paripurna, presiden menyampaikan evaluasi ekonomi nasional 2022.
Menurut Presiden, pemerintah berhasil meraih hasil positif di tengah tekanan eksternal di tahun 2022 yang bergejolak, seperti pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan berada pada kisaran sekitar 5,2 hingga 5,3 persen, hingga inflasi yang masih dapat dikendalikan pada kisaran 5,2 hingga 5,3 persen. tingkat 5,5 persen.
Jokowi memandang tahun 2023 bukan tahun yang mudah karena beberapa negara besar seperti Uni Eropa, China, dan Amerika Serikat mengalami keterpurukan ekonomi akibat meningkatnya tekanan geopolitik.
“Berdasarkan prediksi saya kira semua sektor akan melemah meski ekspor kita ke negara-negara tersebut sangat besar. Makanya kita harus hati-hati,” tegasnya.
Berita Terkait: 2023 membawa peluang untuk menemukan sumber penerimaan negara baru: Kementerian
Berita Terkait: Defisit anggaran 2022 sebesar 2,38% dari PDB, lebih rendah dari perkiraan