Generasi muda di Papua Barat didorong untuk mencatat prestasi di tingkat lokal, nasional, dan internasional
Sorong, Papua Barat (ANTARA) – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Rico Sia menyerahkan beasiswa kepada 89 mahasiswa di kota Sorong, Papua Barat, Rabu.
Masing-masing penerima Skema Beasiswa Riset dan Inovasi Bakat Indonesia menerima Rp10 juta.
Sia mengungkapkan keinginannya melihat generasi muda di Provinsi Papua Barat sangat terpacu untuk giat belajar demi masa depan yang lebih cerah.
Dana beasiswa yang mereka terima diharapkan dapat membantu mereka menyelesaikan proyek penelitian dan berkontribusi pada pembangunan daerah di Indonesia, tegasnya.
“Pemuda Papua Barat didorong untuk mencatatkan prestasi di tingkat lokal, nasional, dan internasional,” tambahnya.
Berita Terkait: Wakil Presiden membahas rekonsiliasi, pembangunan berkelanjutan dengan anggota PGGP
ANTARA sebelumnya telah memberitakan tentang bagaimana pemerintah Indonesia secara konsisten menunjukkan komitmen yang kuat untuk mendorong pembangunan wilayah timur negara, termasuk provinsi Papua dan Papua Barat.
Undang-undang otonomi khusus Papua telah membuka jalan bagi aliran dana dari pemerintah pusat ke Papua dan Papua Barat sejak 2001.
Data Kementerian Keuangan menyebutkan, selama pelaksanaan UU Otsus Papua, pemerintah telah menggelontorkan Rp138,65 triliun untuk Papua dan Papua Barat sebagai dana otonomi khusus dan dana tambahan untuk proyek infrastruktur.
Sementara itu, total transfer daerah dan dana desa yang disalurkan pemerintah di kedua provinsi itu antara tahun 2002 hingga 2021 tercatat sebesar Rp702,3 triliun, menurut Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo.
Meski mendapat pendanaan dari pusat, kedua provinsi tersebut masih berjuang untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya, sebagaimana terlihat dari nilai Indeks Pembangunan Manusia Indonesia 2020 yang berada di bawah rata-rata nasional sebesar 71,94.
Berita Terkait: Pembangkit listrik mikro hidro sedang dibangun di Papua Barat
Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan Papua dan Papua Barat masing-masing mendapat skor 60,44 dan 65,09 dalam indeks tersebut. Nilai mereka lebih rendah dari Provinsi Aceh yang mencapai 71,94.
Data BPS yang dirilis Februari tahun ini lebih lanjut menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan di Papua dan Papua Barat masing-masing tercatat 26,8 persen dan 21,7 persen.
Hasil pembangunan juga tetap tidak adil bagi masyarakat asli Papua seperti yang terlihat dari tingkat pendapatan mereka yang rendah dan kurangnya akses ke pendidikan dan layanan kesehatan, katanya.
Di tengah kenyataan yang menantang ini, pemerintah telah mengisyaratkan niatnya untuk memperpanjang alokasi dana otonomi khusus untuk Papua dan Papua Barat selama dua dekade untuk mempercepat upaya menutup kesenjangan pembangunan dan mengantarkan kemakmuran bagi semua masyarakat di wilayah tersebut.
Berita Terkait: Menteri Mahfud tegaskan kembali fokus Presiden ke Papua, Papua Barat
Berita Terkait: Otoritas Pelabuhan Sorong menggagalkan upaya penyelundupan 81 burung endemik