Jakarta, CNBC Indonesia – Rencana pemerintah mengimpor 1 juta ton beras tidak dijamin Perum Bulog. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, beras diimpor yang cadangan negara belum terpakai, sehingga kualitasnya berkurang bahkan rusak.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso pernah melaporkan masalah ini kepada Presiden Joko Widodo.
“Kita sudah lapor ke Presiden saat ini beras impor kita Maret tahun lalu (persediaan) 900 ribu ton dari sisa 1,7 juta ton (inventaris Bulog), beberapa juta ton beras impor.Campuran dengan beras domestik. Masalahnya, rata-rata, ada kesalahan pada impor terakhir rasarasanya tidak enak, tidak berjalan bersamaan rasa masyarakat kita, itu akan menjadi masalah, ”kata Buwas dalam keterangannya (RDP) dengan Komisi IV DPR, Senin (15.3.21).
Masalah ini mengakibatkan Bulog harus memutar otak untuk menjaga kualitas beras, atau setidaknya masih layak untuk dikonsumsi. “Kita harus campur 1,8 juta ton beras dalam negeri, hasilnya lambat,” kata Buwas.
Dengan cara ini diharapkan kualitas beras menjadi lebih baik dari sebelumnya. Namun, ini membutuhkan lebih banyak waktu dan prosedur implementasi tambahan.
Beras impor tahun lalu masih ada
Perum Bulog masih menyimpan sebagian beras impor yang belum terserap dan tertata rapi di gudang Bulog. Budi Waseso mengungkapkan, kondisi beras yang semakin memprihatinkan jumlahnya tidak sedikit, mencapai ratusan ribu ton.
“106 ribu ton itu sudah mulai keropos dan kami sampaikan ke pemerintah dalam rapat koordinasi,” kata pria yang biasa disapa Buwas ini.
Buwas mengatakan, Presiden Jokowi mengizinkan Bulog menyalurkannya melalui bantuan sosial (bansos).
Itu untuk paket bantuan sembako dari Mensos dihidupkan kembali, Rastra (Beras untuk Keluarga Sejahtera) untuk seluruh Indonesia. Hanya 450.000 ton yang terealisasi dari alokasi 900.000, jadi sekarang tinggal tersisa sekitar 430.000 beras impor, dan sudah mulai 106 ribu ton. Kualitasnya menurun, “kata Buwas.
Hingga 20.000 ton etanol yang dilelang, tersisa sekitar 300.000 ton. Buwas mengatakan saat itu Menteri Perindustrian dan Perdagangan siap mengambil alih sisa persediaan untuk dijadikan tepung.
“Karena kita tidak bisa (memiliki kewenangan) harus ada penilaian dari Rapat Koordinasi Nasional. Tapi sejak hari itu sampai hari ini belum ada keputusan, ini menjadi masalah. Kalau harus impor, masalah ini tidak akan ada. ” diputuskan karena tidak ada keputusan sama sekali. “Apa yang akan dilakukan pemerintah terhadap 300.000 ton beras yang sudah mulai berkurang karena beras perlu segera ditangani,” ujarnya.
(Hai hai)