Jakarta (ANTARA) – Badan Riset Kedirgantaraan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengumumkan akan memulai penelitian roket multi-tahap atau stage tahun ini.
“Tahun 2021 salah satu tujuan utamanya adalah memulai penelitian rudal multi-tahap,” kata Direktur Organisasi Riset Dirgantara BRIN Erna Sri Adiningsih saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.
Penelitian roket langkah harus menguasai teknologi roket yang terdengar atau roket penyelidikan dengan jangkauan ketinggian 200 km, tambahnya.
Adiningsih mengatakan penguasaan teknologi rudal multi-tahap akan menjadi jembatan bagi pengembangan rudal pengorbit satelit yang dapat mencapai ketinggian lebih dari 300 km.
“Rudal Sonda akan melakukan misi penelitian atmosfer. Pengembangan rudal juga penting untuk mendukung sistem komunikasi dan pertahanan nusantara,” katanya.
Berita serupa: BRIN berencana meluncurkan satelit Lapan A-4 pada 2022
Menurutnya, Indonesia perlu memajukan teknologi peluru kendali yang dianggap sebagai teknologi terdepan untuk menjaga keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta kesejahteraan dan kemajuan masyarakat Indonesia.
Rudal multi-tahap itu semula dijadwalkan akan diuji pada 2024, tetapi uji coba tersebut ditunda karena pandemi COVID-19, tambah Adiningsih.
Tantangannya adalah pengadaan bahan untuk teknologi rudal, karena sulit didapat dari pemasok lokal dan internasional.
Oleh karena itu, penelitian pembuatan komponen rudal perlu dilakukan dan intensif, tambahnya.
Sebelumnya, Badan Riset Dirgantara BRIN telah menyusun agenda pengembangan roket dua tahap dengan kemampuan mencapai ketinggian 300 km untuk 2021-2025.
Pada tahun 2040, Indonesia harus memiliki roket pengorbit satelit yang dapat mengangkut satelit seberat 100 kg dan akan diluncurkan dari pelabuhan antariksa Indonesia, katanya.
Berita serupa: BRIN, BPDPKS berpartisipasi dalam Expo 2020 Dubai melalui Paviliun Indonesia