TEMPO.CO, jakarta – Budaya dan kearifan lokal Kaltim mulai maju menyambut pembangunan Nusantara ibu Kotakata Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan, Minggu.
Sebagaimana ditegaskan Presiden, pemindahan ibu kota negara tidak hanya berarti pemindahan aparatur sipil negara (ASN), atau pembangunan gedung-gedung pemerintahan, tetapi juga menggerakkan pusat pertumbuhan, dan lompatan transformasi menuju maju, berkeadilan. , dan Indonesia yang sejahtera,” kata Gunawan.
Ia menjelaskan, kearifan lokal dapat mendukung para pemimpin bangsa dalam memajukan Indonesia yang pembangunannya selama ini terfokus di Pulau Jawa.
Ibu kota Nusantara dirancang sebagai kota yang inklusif dan holistik dengan melibatkan potensi sumber daya manusia dari luar dan di Kalimantan yang mencerminkan keragaman sebagai ciri khas Indonesia, ujarnya.
“Desa-desa yang sudah ada akan menjadi penyangga kota inti dan akan dirancang menjadi desa pintar,” ujarnya.
Gunawan menambahkan, budaya dan kearifan lokal tidak akan dihapus, tetapi direvitalisasi untuk menjadi bagian dari ibu kota Nusantara.
Lebih lanjut dikatakannya, keberhasilan pembangunan Nusantara tidak hanya bertumpu pada prestasi fisik tetapi pada pembentukan peradaban manusia yang mulia.
Saat ini pembangunan Nusantara telah dimulai, dimana Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sedang mempercepat pembangunan pusat pembibitan pohon di Desa Mentawir, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara.
sementara itu, Kepala Adat Dayak Hamtolius Gati mengatakan kehadiran ibu kota baru memberikan optimisme kemajuan besar bagi Kalimantan dalam bentuk infrastruktur transportasi, pendidikan, pertanian, pariwisata, dan pengembangan sosial budaya.
“Kami yakin kawasan ini akan berkembang pesat seiring dengan keberadaan Nusantara ibu Kota. Pembangunannya tidak hanya di sekitar Kabupaten Penajam Paser Utara tetapi akan meluas ke seluruh Provinsi Kaltim, bahkan lebih luas lagi,” kata Gati.
Bacaan: APBN Jadi Tulang Punggung Pembangunan Ibu Kota Baru: Pengamat
ANTARA