PANDEGLANG (ANTARA) — Gempa bumi dahsyat yang melanda Kecamatan Sumur di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, Jumat, telah merusak 1.909 rumah, kata Girgi Jantoro, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pandeglang.
Jumlah rumah yang rusak meningkat dari 1.904 karena staf badan terus mengumpulkan data dan memeriksa rumah warga yang rusak akibat gempa berkekuatan 6,6, katanya di sini, Minggu.
Pendataan harus tepat, akurat dan valid sehingga pihak berwenang dapat menentukan warga terdampak yang berhak mendapatkan bantuan, kata Jantoro.
Pemerintah Kabupaten Pandeglang, Pemerintah Provinsi Banten dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana akan membantu warga yang terkena dampak memperbaiki atau membangun kembali rumah mereka yang rusak.
Untuk itu, otoritas setempat dan relawan terus mendata rumah-rumah yang rusak pascagempa dahsyat, katanya.
Hingga Minggu siang, gempa tersebut mengakibatkan 337 rumah rusak berat, 424 rumah rusak sedang, dan 1.148 rumah rusak ringan, menurut kantor BPBD Pandeglang.
Berita Terkait: Kemenhub kirim bantuan untuk korban gempa Pandeglang
Gempa yang getarannya juga dirasakan warga di Jakarta, Bogor, Lampung, dan Bandung itu juga merusak 36 gedung sekolah, 14 fasilitas kesehatan, 10 masjid, dan tiga kantor desa.
“Kami kira data rumah rusak pasti akan bertambah karena belum semuanya dilaporkan,” katanya.
Jantoro mengatakan pihaknya belum menerima laporan adanya korban jiwa, namun beberapa warga mengalami luka-luka akibat puing-puing bangunan yang rusak.
Sebagai bagian dari manajemen risiko bencana, masyarakat dihimbau untuk tetap waspada, katanya, seraya menambahkan bahwa pihaknya terus memprioritaskan ketersediaan kebutuhan dasar bagi korban gempa.
Berita Terkait: Kapolres Banten berikan bantuan untuk 6,6 juta korban gempa