Dilihat dari lokasi episentrum dan kedalaman hiposenter, guncangan tersebut merupakan gempa sedang akibat aktivitas subduksi di Laut Banda.
Jakarta (ANTARA) – Gempa berkekuatan 6,1 (M) yang melanda Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku, pada Rabu pagi, disebabkan oleh subduksi di Laut Banda, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Pusat gempa — yang terjadi pada pukul 02.25 WIB — berada di laut pada jarak 28 kilometer (km) ke arah timur laut kabupaten pada kedalaman 126 km.
“Dilihat dari lokasi episentrum dan kedalaman hiposenter, guncangan tersebut merupakan gempa sedang akibat aktivitas subduksi di Laut Banda,” kata Kepala Pusat Gempa dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu. .
Berita Terkait: Desain bangunan yang buruk mencerminkan kurangnya kesiapsiagaan bencana: BMKG
Prayit no mengatakan, analisis mekanisme sumber gempa menunjukkan bahwa bencana tersebut disebabkan oleh patahan dorong.
Guncangan tersebut dirasakan di Desa Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku, pada Modified Mercalli Intensity (MMI) II-III. Sehingga getarannya dirasakan oleh masyarakat di dalam ruangan dan mirip dengan truk yang melintas, ujarnya.
Sementara itu, hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa tersebut tidak berpotensi memicu tsunami. Hingga pukul 03.15 WIB, pihaknya belum memantau adanya gempa susulan.
Prayitno mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh hoax terkait bencana tersebut.
Ia menegaskan, informasi resmi terkait bencana di Indonesia dapat diperoleh melalui media resmi BMKG, antara lain Instagram dan Twitter di @infoBMKG, website di bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id, saluran telegram di t.me/InaTEWS_BMKG, serta aplikasi seluler wrs-bmkg atau infobmkg.
Masyarakat juga dihimbau untuk mengecek dan memastikan bangunan tempat tinggal mereka cukup tahan gempa dan tidak ada kerusakan akibat gempa sebelum kembali ke bangunan.
Berita Terkait: Upaya mitigasi pasca gempa Banten