Gempa di dalam lempeng ini lebih banyak menimbulkan pergerakan tanah, sehingga wajar jika gempa ini menempuh jarak yang jauh hingga Kota Sorong di Papua Barat. bisa dirasakan
Jakarta (ANTARA) – Gempa berkekuatan 7,4 SR yang tercatat pada pukul 01:25:53 WIB, Kamis 132 kilometer sebelah timur Tiakur di Maluku barat daya menunjukkan bahwa sumber gempa dengan kedalaman sedang yang melanda Laut Banda bertemu, masih sangat aktif.
Gempa yang magnitudonya telah diperbarui menjadi 7,3 dan menghantam laut dengan kedalaman hiposenter 183 km, merupakan gempa dengan kedalaman sedang akibat deformasi batuan selama penunjaman lempeng tektonik dan oleh karena itu dikenal sebagai gempa intraplate.
“Gempa dengan kedalaman sedang di Laut Banda masih sangat aktif dan dapat memicu gempa kuat,” kata Daryono, koordinator pertahanan gempa dan tsunami pada Departemen Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), di Jakarta, Kamis.
Berita serupa: BMKG mencatat 27 gempa di Aceh-Sumatera Utara dari 17-23 Desember
Gempa tersebut memiliki mekanisme patahan dorong akibat tekanan kuat dari lempeng tektonik yang tersubduksi.
Hasil pemantauan muka air laut yang dilakukan langsung dengan alat pengukur pasang surut menunjukkan tidak ada kenaikan muka air laut di sekitar episentrum, menunjukkan tidak ada tsunami.
“Gempa ini tidak berpotensi tsunami karena hiposenternya relatif dalam (183 km). Sehingga deformasi batuan tidak mengganggu kolom air laut,” jelasnya.
Guncangan gempa sangat terasa di Tiakur dengan skala intensitas MMI V-VI; di Tepa di MMI IV-V; di Saumlaki di MMI IV; dan di Tual, Kupang, Alor, Rote, Malaka, Atambua dan Sumba pada MMI III-IV. Guncangan gempa terbesar, sementara itu, dirasakan di Kota Sorong di Papua Barat.
“Gempa di dalam lempeng ini lebih banyak menimbulkan pergerakan tanah, sehingga wajar jika gempa ini dirasakan dari jarak yang jauh hingga Kota Sorong di Papua Barat,” kata Daryno.
Berita serupa: BMKG mencatat 75 gempa susulan pascagempa Sorong dengan magnitudo 5,3
Pantauan oleh BMKG hingga pukul 05.00 WIB menghasilkan 11 gempa susulan, dengan kekuatan gempa susulan terbesar 5,3 dan terkecil 3,9.
Sementara itu, lokasi sumber gempa secara seismik berada di kawasan tektonik yang kompleks dan aktif secara seismik, yang merupakan zona transisi antara kerak benua Eurasia dan kerak benua Australia.
Beberapa catatan sejarah menunjukkan bahwa tsunami pada tahun 1673, 1710, dan 1763 terjadi di dekat pusat gempa di Laut Banda.
Sementara itu, beberapa gempa besar lainnya dengan kekuatan 2,6 juga terjadi di Kendari, Sulawesi Tenggara, pada pukul 12:31:52 waktu setempat; di Tarakan dengan magnitudo 4,4 pada 01:09:24 waktu setempat; dan di Sukabumi dengan magnitudo 4,1 pada pukul 05:05:36 waktu setempat.
Berita serupa: Indonesia menerima 1,2 juta vaksin COVID-19 sebagai bagian dari COVAX
Berita serupa: Kementerian berencana untuk memvaksinasi 208 juta warga sepenuhnya pada Maret 2022