Instagram / Garuda Indonesia dan Yusuf Mansur
Saham Garuda meroket di tengah kerugian
Gridhot.ID – Garuda Memang ada krisis di tengah wabah korona ini.
Belum lagi sentimen negatif yang sempat bertahan di perseroan karena beberapa alasan kasus beberapa waktu lalu.
Namun sebenarnya dibalik semua upaya tersebut kamp PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk atau GIAA telah terbang dalam beberapa hari terakhir.
Padahal, BUMN ini baru saja mengumumkan kerugian pada rekening tahunannya.
Tanpa syarat, kerugian Garuda Indonesia mencapai Rp 15 triliun pada kuartal ketiga tahun 2020.
Keuangan Garuda berdarah sejak pandemi dimulai karena penurunan jumlah penumpang.
Perusahaan juga telah membukukan kerugian yang fantastis selama beberapa tahun terakhir.
Pada kuartal ketiga tahun 2020, maskapai ini membukukan pendapatan hanya $ 1,14 miliar, turun 67,79 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Harga saham Garuda, Minggu (15/11/2020), dikutip dari data perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia atau BEI, sebenarnya mengalami lonjakan tajam dalam sebulan terakhir.
Pada penutupan perdagangan 13 Oktober 2020, atau tepatnya satu bulan lalu, harga penutupan saham GIAA yang ditetapkan BEI adalah Rp 236 per saham.
Saat Garuda Indonesia memperdagangkan sahamnya pada akhir perdagangan terakhir pada 13 November 2020 atau sehari sebelum kemarin, harganya telah mencapai 328 per saham.
Bahkan harga saham tertingginya mencapai 340 per lembar.
Dalam perdagangan BEI terakhir, saham GIAA diperdagangkan sebanyak 18.393 kali.
Volume saham yang diperdagangkan adalah 306,55 juta dengan nilai 101,25 miliar rupee. Artinya, dalam satu bulan harga saham Garuda naik lebih dari 40 persen.
Salah satu perasaan positif akibat meroketnya saham Garuda diyakini tak lepas dari sosok Yusuf Mansur.
Pendiri Paytren Ustaz yang terkenal mengundang publik untuk membeli saham di maskapai penerbangan negara.
Kasus korupsi saat membeli pesawat terbang
Selain kerugian besar tahun ini, Garuda juga tersandung kasus korupsi pengadaan pesawat yang sedang diselidiki otoritas Inggris.
Komisi Anti Korupsi menyatakan akan membantu British Serious Fraud Office (SFO) menyelidiki dugaan suap pembelian pesawat dari Bombardier kepada PT Garuda Indonesia.
“KPK juga akan membantu SFO yang saat ini sedang mengusut kasus Garuda,” kata juru bicara KPK, Ali Fikri.
Di awal pemberitaan di Wall Street Journal, terungkap Serious Fraud Office (SFO) Inggris tengah melakukan penyelidikan terhadap perusahaan Canadian Bombardier tersebut karena SFO diduga melakukan suap dan korupsi terkait penjualan pesawat kepada PT Garuda Indonesia.
“Sejak awal menangani kasus suap terkait pengadaan mesin pesawat untuk PT. Garuda Indonesia, KPK telah bekerja sama dengan aparat penegak hukum di beberapa negara terkait, antara lain OFS UK dan Singapore Corrupt Practices Investigation (CPIB),” tambah Ali.
Kolaborasi ini berupa kerjasama agent-to-agent dan mutual legal assistance (MLA).
“OFS itu tentang pertukaran data dan informasi, terutama saat KPK menangani kasus suap yang melibatkan Presiden PT Garuda Indonesia. Tentu kerja sama ini akan terus berlanjut,” kata Ali.
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan mendukung penyelidikan OFS atas dugaan suap petinggi pabrik pesawat Kanada Bombardier.
“Kami di Kementerian BUMN sangat mendukung tindak lanjut hukum di Garuda karena ini merupakan bagian dari tata kelola perusahaan yang baik dan transparansi yang telah dilakukan sejak awal kami dan sejalan dengan program transformasi BUMN,” ujar Erick Thohir.
Artikel ini pernah tayang di Kompas.com dengan judul Fenomena Garuda: Kerugian Rp 15 Triliun, Sahamnya Naik 40 Persen
Video yang direkomendasikan
Konten yang didanai