BALI, INDONESIA, 9 Des 2022 – (ACN Newswire) – Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, menyampaikan bahwa demokrasi dinilai dapat membantu tidak hanya Indonesia tetapi juga para pemimpin dunia, dalam menghadapi tantangan di tahun yang akan datang.
Kepemimpinan yang demokratis sangat dibutuhkan dari para pemimpin di seluruh dunia untuk mengarahkan pemulihan berkelanjutan dengan menjangkau masyarakat yang paling terkena dampak pandemi dan krisis lain yang disebabkan oleh gejolak geopolitik, kata Marsudi pada pertemuan Bali Democracy Forum (BDF) ke-15 di Nusa Dua, Bali. , Kamis (8 Desember).
Marsudi membuka secara resmi pertemuan yang dihadiri oleh 323 peserta dari 112 negara dan lima organisasi internasional, dengan 52 di antaranya hadir secara virtual. “Dengan demokrasi, kebebasan berekspresi dan menyampaikan aspirasi juga terjamin, serta ruang dialog dan pengambilan keputusan yang efektif juga dimungkinkan karena check and balances,” kata Marsudi.
Sambil mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan 4,15 juta pekerja produktif masih terdampak pandemi COVID-19, ia menegaskan prinsip solidaritas sangat dibutuhkan dalam mendorong pemulihan yang inklusif. Dalam upaya pemulihan ini, dia menekankan agar tidak ada pihak yang tertinggal. Demokrasi adalah pilihan rakyat Indonesia dan terbukti berperan penting dalam memajukan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran.
Selain itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengakui bahwa demokrasi saat ini sedang mengalami kemunduran. Oleh karena itu, demokrasi perlu dipertahankan dan diperkuat. “Di masa kekacauan, ketegangan, dan kekacauan, perpecahan melebar, dan orang-orang terluka, demokrasi menurun, dan masyarakat sipil menyusut,” katanya. Oleh karena itu, masyarakat dunia berkewajiban untuk bertindak dengan mempertahankan dan memperkuat demokrasi.
Dia menyoroti pentingnya mempromosikan supremasi hukum dan sifat universal dari semua jenis hak asasi manusia, termasuk aspek ekonomi, sosial, politik, sipil dan budaya. Oleh karena itu, prinsip-prinsip demokrasi inklusivitas dan dialog perlu dijunjung tinggi karena itu adalah dasar dari kontrak sosial yang diperbarui dan kunci perdamaian abadi, serta stabilitas dan pembangunan berkelanjutan.
Sementara itu, solidaritas global juga diperlukan untuk memastikan semua orang, di mana pun mereka berada, dapat memiliki sumber daya dan dukungan yang diperlukan untuk berinvestasi di masyarakat dan masa depan mereka, tambahnya.
Menteri Marsudi kembali mengatakan dalam sambutannya bahwa demokrasi bukanlah tujuan, melainkan cara untuk mencapai suatu tujuan. “Maka, masa depan demokrasi akan sangat bergantung pada kita, apakah kita akan terus mendukung atau menyerah pada demokrasi,” katanya. Menkeu kemudian menegaskan bahwa Indonesia tetap berpegang teguh pada upaya menjaga semangat demokrasi dan memperkuat fondasi demokrasi.
Bali Democracy Forum merupakan forum lintas negara di kawasan Asia Pasifik yang mengedepankan isu demokrasi. BDF 2022 mengangkat tema ‘Demokrasi dalam Dunia yang Berubah: Kepemimpinan dan Solidaritas’. Tema ini menggarisbawahi pentingnya kepemimpinan dan solidaritas sebagai bagian dari pilar demokrasi di tengah gejolak dunia akibat krisis geopolitik dan ekonomi. Sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2008 hingga saat ini, BDF telah menghadirkan banyak perwakilan diplomatik dari berbagai negara maupun pakar.
–Antara
Sumber: Forum Demokrasi Bali ke-15
Hak Cipta 2022 ACN Newswire. Seluruh hak cipta.