Info (The Jakarta Post)
Jakarta
Jum, 10 Desember 2021
Sherpa Meeting Group of 20 (G20) pertama berhasil diselenggarakan di Jakarta pada 7-8 November. Dari total delegasi, 21 berada di Jakarta, 14 negara berpartisipasi secara online dan tiga negara mengikuti pertemuan dengan pendekatan hybrid.
Delegasi yang tiba di Tanah Air harus melalui prosedur yang cermat dari awal hingga akhir pertemuan. Mereka harus divaksinasi lengkap dan melaporkan hasil tes PCR negatif setidaknya 3 x 24 jam sebelum keberangkatan. Mengunduh aplikasi pelacakan kontak Peduli Lindeni juga wajib pada saat kedatangan.
Pemerintah mengatur rute terpisah bagi para delegasi untuk tiba di bandara. Kontak langsung antara penumpang lain dan awak bandara harus diminimalkan.
Delegasi juga menjalani tes antigen harian, dengan satu laporan menunjukkan bahwa semua 644 sampel yang diambil dari kedatangan hingga keberangkatan menunjukkan hasil negatif. Pertemuan Sherpa dimulai dalam gelembung yang dirancang untuk melindungi keselamatan delegasi di bandara, tempat, dan hotel.
Presiden Joko Widodo sebelumnya menekankan pentingnya penegakan protokol kesehatan dan karantina yang ketat pada sesi evaluasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PPKM) yang disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Menteri Komunikasi dan Informasi Johnny G. Plate mengatakan pertemuan Sherpa pertama adalah ukuran kemampuan Indonesia untuk menjadi tuan rumah konferensi internasional tingkat tinggi yang aman. Naluri Indonesia dalam menghadapi pandemi dengan penyederhanaan protokol kesehatan diperlukan untuk memastikan pemulihan ekonomi global dan nasional.
Sherpa G20 pada hari pertama pertemuan Sherpa pertama pada 7 Desember. Hadir Mari Elka Pangestu, Managing Director for Development Policy and Partnerships Bank Dunia. (./.)
Keberhasilan pertemuan Sherpa pertama adalah yang paling penting bagi kepresidenan G20 Indonesia pada tahun 2022 karena mengatur nada untuk mekanisme kerja dan hasil kepemimpinan sepanjang tahun. Pertemuan tersebut diselenggarakan Bicara sofa di mana para sherpa dapat berbicara secara terbuka tentang rencana kerja dan harapan mereka untuk masa kepresidenan Indonesia lainnya.
Kepresidenan Indonesia juga bersifat inklusif, sebagaimana tercantum dalam daftar orang yang diundang dalam pertemuan tersebut. Untuk pertama kalinya, negara kepulauan dari Pasifik dan Karibia serta negara berkembang lainnya dari ASEAN, Amerika Latin dan Afrika berpartisipasi dalam G20. Beberapa organisasi internasional seperti Dana Moneter Internasional (IMF), Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), Bank Pembangunan Asia (ADB), Organisasi Kesehatan Dunia, Bank Dunia dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) juga ambil bagian dalam acara tersebut. dialog. .
Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus juga hadir secara virtual, sementara Mari Elka Pangestu, Direktur Eksekutif Kebijakan Pembangunan dan Kemitraan di Bank Dunia, menghadiri pertemuan secara langsung. Sherpa Meeting secara eksklusif mengundangnya untuk memberikan pengarahan tentang kondisi kesehatan dan ekonomi global saat ini.
Pertemuan Sherpa pertama merupakan cikal bakal KTT G20 mendatang di Bali pada 2022, yang dijadwalkan pada 30-31 Oktober.