TEMPO.CO, jakarta – Kepala Badan Perumahan Rakyat dan Permukiman (PRKP) Jakarta Sarjoko mengatakan tidak ada alokasi anggaran untuk uang muka nol atau program perumahan DP nol dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jakarta 2023.
Badan PRKP mengusulkan pagu indikatif sebesar Rp1,22 triliun yang difokuskan pada penanganan unit masyarakat kumuh atau kawasan RW serta pembangunan dan pengelolaan rumah susun sewa murah atau rusunawa.
“Pagu indikatif Rp1,2 triliun itu bukan untuk pembangunan perumahan zero DP,” kata Sarjoko dalam rapat Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI Jakarta di Grand Cempaka Resort, Bogor, Jawa Barat, Selasa , 1 November 2022.
Anggaran tersebut dialokasikan untuk program hunian strategis yang menjadi salah satu prioritas dan target pembangunan tahun depan. Terdiri dari penanganan kawasan kumuh, peningkatan kualitas kawasan permukiman, pembangunan rusunawa, pengelolaan dan pemeliharaan rusunawa, dan penyediaan fasilitas kepemilikan rumah susun.
Sebelumnya, anggota Banggar Gembong Warsono mengecam program perumahan DP nol yang digagas mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Menurutnya, program tersebut tidak tepat sasaran.
Menurut Sarjoko, alokasi anggaran terkait rumah tanpa uang muka itu tidak masuk dalam Badan PRKP. Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) DKI Jakarta akan mengusulkan anggaran untuk fasilitas pembiayaan pengadaan rumah (FPPR) rumah zero DP sebesar Rp176,01 miliar. Anggaran ini disampaikan dalam pembahasan APBD DKI Jakarta 2023.
Sarjoko menjelaskan, anggaran FPPR merupakan dana bergulir bukan untuk membangun kawasan perumahan, melainkan sebagai dana talangan agar warga dapat dengan mudah memperoleh bantuan. rumah DP nol milik Pemprov DKI Jakarta. “Dana itu ‘dipinjamkan’ kepada masyarakat dan mereka mengembalikannya dalam bentuk angsuran bulanan,” jelasnya.
LANI DIANA WIJAYA
Klik disini untuk mendapatkan update berita terbaru dari Tempo di Google News