Subejo (The Jakarta Post)
BONUS
Yogyakarta
Kamis, 6 Januari 2022
Model pembangunan pertanian konvensional dengan menitikberatkan pada modernisasi input dan teknologi pertanian belum berdampak signifikan terhadap peningkatan produktivitas pertanian dan belum mampu meningkatkan kesejahteraan petani yang merupakan pelaku utama produksi pangan nasional. Dalam konteks makro, seperti dari. dilaporkan Indeks Ketahanan Pangan Global, Selama tiga tahun terakhir, peringkat ketahanan pangan negara itu turun dari 65itu ke 69itu global.
Pendekatan terpadu untuk pembangunan pertanian tampaknya tidak tepat karena karakteristik petani dan model pengelolaan sumber daya pertanian di Indonesia sangat bervariasi antar daerah. Di luar Jawa, rata-rata kepemilikan lahan pertanian berbasis makro masih cukup besar, baik yang dikelola secara individual maupun marga. Secara umum, pertanian di daerah ini kurang intensif dan produktivitasnya relatif rendah karena terbatasnya akses ke infrastruktur pertanian, input, peralatan mesin dan inovasi teknologi.
Di sisi lain, di Pulau Jawa yang menghasilkan lebih dari separuh pangan negara, kepemilikan lahan pertanian untuk pangan sangat sedikit, kurang dari 0,3 hektar per keluarga, sehingga aksesnya cukup baik dan produktivitas meningkat, bisa saja tidak berdampak nyata terhadap peningkatan produksi dan pendapatan petani.
untuk membaca cerita lengkapnya
BERLANGGANAN SEKARANG
Mulai dari Rp 55.000 / bulan
- Akses tak terbatas ke konten web dan aplikasi kami
- e-Post surat kabar harian digital
- Tidak ada iklan, tidak ada interupsi
- Akses istimewa ke acara dan program kami
- Berlangganan buletin kami
Atau biarkan Google mengelola langganan Anda