Jakarta (ANTARA) – Kepala Gugus Tugas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Suharyanto meminta Jawa Timur meningkatkan strategi penanganan PMK karena provinsi tersebut saat ini memiliki jumlah kasus aktif tertinggi.
“Provinsi Jawa Timur saat ini tercatat memiliki kasus aktif tertinggi di Indonesia. Mohon kerjasamanya untuk mempercepat penanganan PMK di Jawa Timur,” katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.
Hal itu disampaikannya saat membuka “Pelatihan Kepemimpinan Penanggulangan Bencana di Lingkungan Pemerintah Daerah serta Monitoring dan Evaluasi Penanganan PMK di Jawa Timur” pada Rabu (2 November 2022).
Ada lima strategi penanganan PMK: pengobatan, biosekuriti, vaksinasi, pengujian, dan penyembelihan bersyarat, katanya.
Di Jawa Timur, pengobatan dan vaksinasi menjadi prioritas utama, katanya.
“Jawa Timur saat ini merupakan wilayah dengan tingkat kesembuhan yang rendah. Saya minta untuk diperiksakan pengobatannya, jika ketersediaan obatnya kurang, segera laporkan,” imbuhnya.
Saat ini, angka pemulihan PMK Jawa Timur dipatok sebesar 78,57 persen, lebih rendah dibandingkan Jawa Tengah (81,73 persen) dan Jawa Barat (82,87 persen).
Sementara itu, Suharyanto mengapresiasi capaian vaksinasi Jawa Timur yang tercatat memiliki cakupan vaksinasi PMK tertinggi di Tanah Air.
“Saya sangat mengapresiasi dan meminta daerah lain untuk menjadikan Jawa Timur sebagai contoh dalam pelaksanaan vaksinasi untuk hewan yang rentan PMK,” ujarnya.
Ia berharap jika Jatim mempercepat vaksinasi, mencegah penularan, dan memperkuat pengobatan, jumlah kasus PMK akan menurun pada Desember 2022.
Hingga Minggu (30 Oktober), Jawa Timur telah memberikan total 846.117 dosis vaksin, atau 83,62 persen dari kuota 1.011.850 dosis.
Sementara itu, hingga Senin (31 Oktober), jumlah kasus PMK aktif di provinsi tersebut mencapai 34.751.
Berita Terkait: Kepulauan Riau tetap waspada meski tidak ada kasus PMK: BNPB
Berita Terkait: Sulawesi Selatan bekerja sama dengan Australia dalam memerangi PMK