Surabaya, Jawa Timur (ANTARA) – Pemerintah Provinsi Jawa Timur saat ini tengah fokus pada percepatan vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) tahap kedua pada ternak untuk menekan penyebaran penyakit tersebut di provinsi tersebut.
Percepatan dilakukan menyusul penerimaan tambahan 600 ribu dosis vaksin PMK dari Jawa Timur.
“Seluruh dosis vaksin yang sudah tiba sudah langsung didistribusikan ke 38 kabupaten dan kota,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi di Jakarta, Selasa.
Dosis vaksin yang didistribusikan akan digunakan untuk memperluas cakupan vaksinasi dan memvaksinasi ulang ternak yang telah menerima dosis pertama. Dari 600 ribu dosis, 380.100 telah dialokasikan untuk memvaksinasi hewan, sedangkan 219.900 sisanya akan digunakan untuk memperluas cakupan vaksinasi pertama pada sapi potong.
Hewan ternak yang diprioritaskan untuk divaksinasi adalah sapi breeder, sapi perah, sapi potong, dan kerbau. Sedangkan kambing, domba, dan babi akan divaksinasi setelah semua sapi dan kerbau divaksinasi.
Berita Terkait: Cakupan vaksinasi PMK mencapai 80% di Jawa Timur
Pada tahap pertama vaksinasi, 380.091 hewan ternak divaksinasi.
Parawansa mengatakan, percepatan vaksinasi PMK telah melibatkan seluruh tenaga kesehatan hewan atau sebanyak 2.450 orang yang terdiri dari 950 dokter hewan dan 1.500 paramedis veteriner.
Ia menginformasikan, Pemprov Jatim bekerja sama dengan Pusat Pelatihan Peternakan dan Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) melatih 1.200 tenaga kesehatan dari TNI dan Polri.
Tim vaksinator tersebut juga terdiri dari 600 dokter hewan muda dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya, Universitas Brawijaya Malang, dan Universitas Wijaya Kusuma, serta 350 dokter hewan dari PDHI.
Secara keseluruhan, Jawa Timur memiliki total 950 tim vaksinator yang mampu memvaksinasi rata-rata 12.500 hingga 15.000 hewan per hari, ungkap gubernur.
Dengan demikian, inokulasi 600 ribu dosis vaksin diharapkan selesai dalam 1,5 bulan, tambahnya.
Berita Terkait: BPBD Jatim bangun 10 posko terpadu untuk pengendalian penyebaran PMK