Jakarta (ANTARA) – Kementerian Perhubungan mengupayakan sistem tiket berbasis akun (ABT) yang akan menggunakan sistem pembayaran elektronik dengan satu kartu, untuk semua moda transportasi umum.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, sistem tersebut akan menjadi solusi dari permasalahan sistem pembayaran moda transportasi yang masih belum terintegrasi dan ada yang melibatkan pembayaran manual.
“Sistem pembayaran elektronik berbasis akun di transportasi pintar ini sejalan dengan rencana implementasi pemerintah pusat yang akan menerapkan MLFF (Jalan Tol Tanpa Gerbang) dan JBE (pembayaran jalan elektronik) yang juga akan menggunakan sistem pembayaran digital berbasis akun. “Hei diberitahu.
Palembang ditetapkan menjadi kota pertama yang mengimplementasikan account-based ticketing, ujarnya dalam FGD bertema “Account-Based E-Ticketing System to Support Intermoda Payment Integration and Information of BRT Payment System” di Palembang, Sulawesi Selatan, Sabtu ini.
Sistem ABT mencerminkan evolusi sistem pengumpulan tarif dari berbasis kartu menjadi berbasis akun, tambahnya. Sistem berbasis akun akan memungkinkan kepemilikan kartu diidentifikasi setelah terdaftar di aplikasi, sehingga semua transaksi pengguna akan dicatat dan didokumentasikan.
Salah satu manfaat personalisasi jenis ini adalah dapat menjadi dasar penentuan kebijakan dan program pemerintah, misalnya untuk pemberian tarif khusus kepada pelajar, veteran, atau penumpang khusus.
Berita Terkait: Tarif transportasi terpadu Jakarta akan diperkenalkan pertengahan Agustus
Keuntungan lain dari sistem ini adalah akan membantu transisi penyedia transportasi dari sistem tiket lama yang melibatkan tiket kertas, tiket magstripe, dan pembayaran tunai ke sistem yang lebih mulus.
Bagi operator, sistem seperti itu akan sangat menguntungkan karena biaya operasional yang lebih rendah dibandingkan dengan solusi tiket berbasis kartu di mana kartu perjalanan memerlukan pemrograman ulang yang konstan.
Menteri juga mengusulkan agar integrasi sistem pembayaran berbasis uang elektronik diterapkan pada semua operator transportasi.
“Untuk operator transportasi, penggunaan sistem ini akan memudahkan karena pengumpulan pendapatan akan cashless, artinya tidak ada yang tercecer, dan saya juga mengusulkan ini tidak (hanya untuk) manajer formal, tetapi kami memiliki banyak operator swasta. siapa yang akan segera dimasukkan (dalam sistem) agar ini menjadi lebih baik,” katanya.
Ia meminta dukungan seluruh pemangku kepentingan di sektor transportasi, termasuk perbankan yang menyediakan layanan sistem tersebut.
Sistem tiket ABT juga akan menguntungkan penumpang dengan memberikan mereka pilihan tarif terbaik yang sesuai dengan kebutuhan perjalanan mereka, termasuk kemungkinan membayar perjalanan dengan cara yang modern dan nyaman.
Ditambahkannya, ekosistem transportasi pintar di kota Nusantara juga akan menerapkan sistem pembayaran ABT, sehingga ke depan seluruh ekosistem pembayaran transportasi di Indonesia akan sepenuhnya menggunakan sistem ABT.
“Diharapkan penggunaan teknologi informasi ini dapat meningkatkan minat masyarakat untuk menggunakan transportasi umum secara mudah, nyaman, terjangkau, dan aman,” ujarnya.
Berita Terkait: HUT Jakarta: TransJakarta umumkan tarif khusus bus Rp1
Berita Terkait: Jakarta menyetujui Rp10.000 sebagai tarif untuk biaya transportasi terintegrasi