Jakarta (ANTARA) – Kementerian Kesehatan Indonesia kembali mendeteksi dua pasien terinfeksi varian Omicron di Tanah Air, sehingga total kasus pada Jumat menjadi tiga, menurut pejabat kementerian.
“Dua pasien termuda tersebut adalah pasien laki-laki berinisial IKWJ, 42 tahun yang melakukan perjalanan dari Amerika Selatan, dan satu pasien laki-laki berinisial M, 50 tahun, yang melakukan perjalanan dari Inggris. Keduanya saat ini dikarantina di Wisma Atlet,” kata Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Siti Nadia Tarmizi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.
Tarmizi mencatat, kedua pasien tersebut ditemukan setelah hasil pemeriksaan sampel dari lima kemungkinan kasus Omicron yang baru saja pulang dari luar negeri.
Pasien pertama yang terinfeksi Omicron dikonfirmasi pada hari Kamis dan berinisial N. Dia adalah juru kunci di Wisma Atlet Kemayoran.
Hasil tersebut didapat dari hasil studi khusus “S-Gene Target Failure” (SGTF) oleh Badan Litbang Kesehatan pada 14-15 April lalu. Menang Desember 2021.
Infeksi Omicron dikonfirmasi pada kedua pasien setelah menjalani karantina wajib selama 10 hari setelah kembali dari luar negeri.
Berita serupa: Omicron lebih menular, tidak terdeteksi oleh pengujian PCR: BRIN
Tarmizi mencatat, karantina yang begitu ketat menunjukkan bahwa sistem perlindungan pemerintah untuk mencegah penularan pasien COVID-19 dari luar negeri berjalan dengan baik.
Setelah menemukan dua kasus baru, Tarmizi mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tidak bepergian ke luar negeri mengingat tingginya angka prevalensi varian tersebut.
“Indonesia adalah salah satu negara teraman dalam hal COVID-19. Ketika kita meninggalkan negara, kita meninggalkan zona aman ke zona berbahaya. Jika kita kembali ke negara kita, kemungkinan infeksi dan penularan Omicron di Indonesia akan mengacaukan situasi,” katanya.
Jumlah kasus COVID-19 di beberapa negara di Eropa, Afrika dan Amerika saat ini meningkat tajam hingga mencapai rekor seiring dengan penyebaran varian Omicron, dengan tingkat penularan lima kali lebih cepat dibandingkan varian Delta.
Pada Mei dan Juni 2021, Indonesia mencatatkan angka tertinggi penularan COVID-19 karena varian delta, sehingga mempersulit petugas medis di fasilitas kesehatan.
Pemerintah memprediksi kepulangan WNI saat ini berada di luar negeri, sedangkan yang akan melakukan perjalanan ke luar negeri akan mencapai puncaknya pada minggu pertama dan kedua Januari 2022 bersamaan dengan berakhirnya libur Natal dan Tahun Baru.
Berita serupa: Omicron Menyebar Lebih Cepat Karena Gejala Ringan: Peneliti
Berita serupa: Kasus Omicron pertama menjadi peringatan bagi masyarakat: Gugus Tugas