Jakarta (ANTARA) – Juru Bicara Vaksin COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi membenarkan bahwa pihaknya saat ini sedang dalam proses finalisasi kebijakan booster vaksin COVID-19 untuk lansia.
“Saat ini kami sedang membuat kemajuan untuk menyelesaikan kebijakan vaksinasi booster lansia, karena persentase vaksinasi pertama pada lansia kami hanya 51 persen, sedangkan persentase lansia yang telah menyelesaikan dosis kedua hampir tidak melebihi 30 persen,” kata Tarmizi dalam konferensi pers. dialog publik diamati di Jakarta pada hari Jumat.
Pemerintah memprioritaskan lansia untuk mendapatkan vaksin booster karena dua dosis vaksin tidak cukup untuk kondisi fisik mereka yang menua untuk mengembangkan kekebalan terhadap program virus COVID-19.
“Kita harus ingat bahwa program booster paling baik dilakukan ketika tingkat vaksinasi nasional kita telah mencapai setidaknya 60 persen dari total populasi target,” kata juru bicara itu.
Berita serupa: Orang Indonesia diizinkan masuk ke Arab Saudi tanpa vaksinasi booster
Berdasarkan data terakhir, baru sekitar 95,47 juta penduduk yang menyelesaikan vaksinasi dosis kedua, yang baru mencapai 45,84 persen dari total 208,26 juta penduduk yang menjadi target program vaksinasi, kata Tarmizi.
Tarmizi menekankan bahwa orang lanjut usia dan rentan membutuhkan vaksin penguat karena efektivitas kedua dosis vaksin akan menurun seiring waktu. Orang yang lebih tua membutuhkan preferensi karena mereka memiliki stamina fisik yang lebih rendah daripada orang yang lebih muda, tambahnya.
“Meski kurang efektif, vaksin akan tetap efektif melindungi tubuh dari virus. Jika kita mencapai herd immunity, upaya penanganan pandemi kita akan jauh lebih mudah,” kata juru bicara itu.
Meningkatkan upaya vaksinasi juga merupakan kunci untuk mengelola ketidakpastian selama pandemi COVID-19 pada tahun 2022, katanya.
“Masyarakat perlu bahu-membahu untuk mematuhi protokol kesehatan, mendukung penanganan COVID-19 dan meningkatkan upaya vaksinasi untuk mengurangi ketidakpastian yang kita hadapi pada tahun 2022,” kata Tarmizi.
Berita serupa: Vaksin booster aman: Gugus Tugas IDI COVID-19