Liputan6.com, Jakarta – Berdasarkan data Global TB Report 2019, 11 orang di Indonesia meninggal setiap 1 jam akibat Tuberculosis (TBC). Pada dasarnya TB dan Drug Resistant TB (RO) dapat disembuhkan dan diatasi melalui pengobatan dan perawatan yang tepat, teratur, dan lengkap.
Penemuan kasus dan pengobatan yang tepat juga penting dalam upaya penanggulangan TB dan TB RO, agar penularannya selalu dapat dikendalikan.
“Melalui edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat, peningkatan kapasitas, serta akses terkait diagnosis dan pengobatan, kami akan terus mendukung Pemerintah dalam upaya mewujudkan Indonesia TBC Free 2030,” kata Devy Yheanne, Country Leader Komunikasi dan Urusan Publik, PT Johnson & Johnson Indonesia dalam siaran persnya.
Ia menambahkan, pandemi COVID-19 merupakan tantangan baru dalam upaya pemberantasan TB di Indonesia pada tahun 2030.
Meski begitu, Presiden Joko Widodo berketetapan bahwa penanganan TB dapat dilakukan serupa dengan COVID-19 dengan menitikberatkan pada tindakan preventif dengan pelacakan agresif untuk menemukan penderita TB yang belum ditemukan dan tidak terlaporkan. Mengingat pembangunan sumber daya manusia merupakan salah satu fokus pekerjaan pemerintah dalam lima tahun ke depan.
“Pemerintah berkomitmen untuk mewujudkan Indonesia bebas TBC dengan target pemberantasan TB pada 2030 dengan fokus pada pencegahan penularan TB,” ujar dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
“Melalui program TOSS TB (Temukan Pengobatan Tuberkulosis Hingga Sembuh), masyarakat termasuk dunia industri dapat berperan besar melalui partisipasi aktif dalam mendukung pencegahan penyakit, penemuan kasus, dan pendampingan pengobatan bagi penderita TB,” tambahnya.