Kementerian Kesehatan Indonesia mengatakan orang tidak perlu khawatir tentang keamanan informasi pribadi mereka sekarang karena kemampuan verifikasi aplikasi PeduliLindeli pemerintah telah dibangun ke dalam 15 aplikasi utama.
Baca juga – Fungsi PeduliLindeli akan disematkan di aplikasi utama Indonesia mulai Oktober
“Mitra tidak boleh menyimpan data apa pun dari Peduli Lindeni,” kata Kepala Kantor Transformasi Digital Kemenperin, Setiaji. mengatakan hari ini.
Setiaji mengatakan bahwa data yang dipertukarkan dalam bentuk token terenkripsi, yang secara desain tidak dapat digunakan oleh PeduliLindeli dan aplikasi mitra untuk mengidentifikasi pengguna individu. Selain itu, data tidak disimpan di server aplikasi mitra dan tempat di mana pengguna seharusnya check in dan check out dengan PeduliLindeli tidak disimpan atau diteruskan ke sistem lain.
“Hanya informasi yang diberikan tentang status pengguna dan apakah mereka diberikan atau ditolak aksesnya [to a public facility]. “
PeduliLindeli telah menjadi aplikasi wajib di tanah air selama beberapa bulan terakhir karena masyarakat Indonesia perlu memiliki akses ke fasilitas umum selama pandemi COVID-19.
Pemerintah telah berupaya untuk menggabungkan kemampuan penyaringan aplikasi ke dalam 15 aplikasi populer lainnya untuk memperluas cakupan penyaringan dan ketertelusuran digital dalam menghadapi peningkatan mobilitas publik. Aplikasi ini berisi, antara lain, vaksinasi COVID-19 digital dan riwayat tes pengguna.
Fungsi utama PeduliLinden kini sudah terintegrasi di Gojek, Grab, Tokopedia, Traveloka, Tiket, Shopee, DANA, Livin’ by Mandiri, BNI Mobile, LinkAja, MCash, Jaki, GOERS, Cinema XXI dan Loket.
Direncanakan juga pemerintah akan lebih mengembangkan aplikasi pelacakan kesehatan dan mobilitas terintegrasi sebagai alat pembayaran digital.
Kementerian juga mengatakan mereka bekerja untuk memudahkan orang Indonesia yang tidak memiliki ponsel cerdas dengan memasukkan riwayat vaksinasi dan pengujian mereka ke dalam NIK (nomor KTP) mereka.