Sumber: Channel News Asia | Editor: SS Kurniawan
KONTAN.CO.ID – BEIJING. China meningkatkan retorikanya terhadap Taiwan, menggambarkan setiap dukungan untuk kemerdekaannya sebagai “pasti akan gagal”. Dan, mengancam akan membalas kunjungan diplomatik AS ke pulau itu.
Taiwan telah memerintah secara terpisah dari China sejak akhir Perang Saudara pada tahun 1949. Namun, Beijing menganggap pulau itu sebagai bagian dari wilayahnya, sambil menunggu reuni.
Taiwan adalah hot spot bagi Amerika Serikat (AS), yang telah menjanjikan dukungan militer kepada pemerintah terpilih dan mengirim dua utusan ke Taipei dalam dua bulan terakhir.
Kutipan Channel News AsiaDalam jumpa pers, Senin (21/9), Kementerian Luar Negeri China menyatakan kunjungan utusan AS ke Taiwan sebagai “provokasi politik” dan mengancam akan membalas.
Baca juga: China semakin mengancam, Taiwan: kami tidak akan memprovokasi tetapi tidak akan takut pada musuh
“China akan mengambil tindakan pencegahan yang sesuai, termasuk menargetkan individu yang terkena dampak,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin (21/9) pada hari Senin, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Dan, dia memperingatkan, tindakan Washington akan “semakin merusak kerja sama” antara Amerika Serikat dan China. Wang menambahkan bahwa dukungan apapun untuk kemerdekaan Taiwan adalah “jalan buntu, yang pasti akan gagal.”
Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Ekonomi, Energi dan Lingkungan Keith Krach mengakhiri perjalanannya ke Taiwan akhir pekan lalu, menyusul kunjungan Menteri Luar Negeri. Kesehatan Alex Azar pada bulan Agustus.
Jumat lalu, Taiwan mengirim jet tempur saat militer China melakukan latihan di dekat Selat Taiwan selama kunjungan Crash. Pasalnya, puluhan jet tempur China melintasi garis tengah Selat Taiwan.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menuduh China melakukan “intimidasi militer”.