Kami bekerja dengan kerangka waktu enam bulan sejak gugus tugas dibentuk. Kami berharap di akhir tahun ini, kita bisa mengendalikan situasi di mana jumlah kasus positif yang dilaporkan akan menurun dari waktu ke waktu.
Jakarta (ANTARA) – Sebanyak 1.202.282 ekor sapi telah mendapat vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) hingga Rabu siang, demikian laporan satuan tugas penanganan PMK.
Menurut laporan satgas yang diterima di Jakarta, tidak ada hewan selain sapi yang divaksinasi PMK.
PMK sejauh ini telah menyebar ke 286 kabupaten dan kota di 24 provinsi di Indonesia, menurut laporan tersebut.
Sejak 5 Mei 2022, sebanyak 481.907 ekor ternak yang terdiri dari 459.046 ekor sapi, 17.515 ekor kerbau, 1.708 ekor domba, 3.550 ekor kambing, dan 88 ekor babi terinfeksi PMK.
Sedikitnya 307.697 dari 481.907 hewan yang terinfeksi telah pulih, terdiri dari 293.144 sapi, 10.955 kerbau, 1.195 domba, 2.371 kambing, dan 32 babi.
Sementara itu, 158.195 hewan yang terinfeksi belum sembuh, terdiri dari 150.234 sapi, 6.371 kerbau, 478 domba, 1.056 kambing, dan 56 babi.
Jumlah hewan yang mati akibat PMK mencapai 6.329, terdiri dari 6.136 ekor sapi, 121 ekor kerbau, 27 ekor domba, dan 45 ekor babi.
Untuk menekan penularan PMK, pemerintah telah melakukan beberapa upaya, antara lain vaksinasi ternak, pembatasan pergerakan hewan, pengendalian lalu lintas, melakukan pengawasan, melarang masuknya ternak dari daerah lain, karantina yang ketat, manajemen pemeliharaan yang baik, peningkatan sanitasi, dan desinfektan kandang dan kandang secara teratur. lingkungan sekitarnya.
Gugus tugas mengatakan mereka mengharapkan Indonesia untuk mencatat nol kasus PMK pada akhir tahun 2022.
“Kami bekerja dengan tenggat waktu enam bulan sejak satgas dibentuk. Kami berharap pada akhir tahun ini, kami dapat mengendalikan situasi di mana jumlah kasus positif yang dilaporkan akan menurun dari waktu ke waktu,” pemerintah kata juru bicara penanganan PMK, Wiku Adisasmito.
Enam provinsi di Indonesia telah dinyatakan bebas dari kasus PMK baru, gugus tugas melaporkan.
Upaya untuk mengurangi beban kasus PMK telah melibatkan kontrol yang ketat dan koordinasi rutin antara pemerintah pusat dan daerah untuk mencegah penularan penyakit lebih lanjut, kata Adisasmito.
Berita Terkait: Aman untuk mengkonsumsi daging, gugus tugas PMK memberi tahu warga
Berita Terkait: Harapkan nol kasus PMK baru pada akhir 2022: gugus tugas