Tulungagung, Jawa Timur (ANTARA) – Puing-puing tanah longsor yang dibersihkan warga pada Minggu menewaskan tiga warga Desa Nyawangan, Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, kata Kepala Desa Yoko Dwi Mukarom.
Dua warga lainnya selamat dari kejadian tersebut, namun mengalami luka-luka, katanya dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Aliran puing-puing terjadi secara tiba-tiba ketika beberapa warga sedang membersihkan tanah longsor yang menutupi sebagian jalan desa sekitar pukul 16.00 waktu setempat.
Akibatnya, lima warga pekerja yang kebetulan berada di bawah lereng bukit tak bisa menghindari material longsor yang berjatuhan. Akibatnya, mereka dikuburkan, katanya.
Berita Terkait: Sekitar 315 warga terdampak banjir mengungsi di Lumajang Jawa Timur
Satu tewas di tempat, sementara dua lainnya meninggal saat dirawat di rumah sakit setempat. Mereka diidentifikasi sebagai Mulyono (37), Darmani (65), dan Kerno (65).
Almarhum adalah seluruh warga Dusun Bantengan Desa Nyawangan, dan keluarga yang berduka telah menguburkan mereka di pemakaman desa, tambahnya.
Hujan yang terus mengguyur bulan ini juga memicu banjir dan tanah longsor di beberapa wilayah Provinsi Jawa Timur lainnya. Di Kabupaten Trenggalek, banjir dan tanah longsor baru-baru ini melanda beberapa wilayah di 12 kecamatan, merusak jalan, jembatan, dan rumah penduduk.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek melaporkan 94 wilayah terdampak, di antaranya di Kecamatan Trenggalek, Pogalan, Karangan, Gandusari, Kampak, dan Panggul.
Berita Terkait: Deforestasi memicu tanah longsor di Jeneponto Sulawesi Selatan: LSM
Banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi menyusul hujan deras yang terus mengguyur pada 8 Oktober lalu berdampak pada aktivitas warga di kawasan bencana akibat rusaknya sarana prasarana dan rumah.
Banjir yang menggenangi beberapa wilayah di Kecamatan Trenggalek, Pogalan, Karangan, Gandusari, Kampak, dan Panggul juga menyebabkan rusaknya jembatan di Desa Kelutan.
Selain Jawa Timur, berbagai wilayah di Indonesia juga rawan bencana alam. Pada 8 Oktober 2022, misalnya, banjir menggenangi sebagian enam kecamatan di Provinsi Aceh Timur, sehingga memaksa 2.436 warga mengungsi ke tempat yang lebih aman. Sebagian besar korban banjir mengungsi di pusat-pusat desa, bangunan untuk ritual keagamaan (meunasah), masjid, dan sekolah Islam tradisional (dayah), menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Berita Terkait: BNPB berikan bantuan untuk pemulihan pascabencana di Trenggalek
Berita Terkait: Pemprov DKI melakukan rehabilitasi Sungai Ciliwung untuk mengantisipasi banjir