TEMPO.CO, jakarta – Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD pada Jumat meyakinkan publik bahwa tiga konflik yang baru saja meletus papua tidak dilatarbelakangi oleh agama, suku, atau ras (SARA).
Tiga konflik yang dia maksud adalah kebakaran dan tembak-menembak klub malam Double O antara Kelompok Pembebasan Papua dan Personel Militer (TNI) di Papua, dan konflik maut di Maluku, Papua Barat yang meletus akibat konflik sosial antara warga dari dua negara tetangga. desa.
“WLKita simpulkan tidak ada konflik yang dilatarbelakangi SARA,” kata Mahfud, 28 Januari. “Tolong jangan mengembangkan masalah ini menjadi apa yang bukan.”
Dia menyatakan bahwa pembakaran klub malam itu dipicu oleh pertengkaran fisik antara pelanggan klub.
Sementara itu, konflik di Maluku muncul atas konflik pembebasan lahan antara dua warga desa yang berseberangan, yang berubah menjadi kerusuhan antara dua warga tersebut.
“Mereka mungkin berbeda etnis, tetapi konfliknya bukan SARA dalam arti politik. Itu murni konflik,” kata Mahfud MD.
Dia percaya bahwa konflik dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) dan militer Indonesia didasarkan pada motif reaksioner terhadap perubahan yang terjadi di Papua. Mahfud mengatakan kelompok pembebasan mungkin tidak siap untuk pendekatan pemerintah ke wilayah tersebut, menekankan bahwa tidak ada warga sipil yang menjadi sasaran dalam serangan itu.
Membaca: Polda Papua investigasi kerusuhan maut di Sorong
MIRZA BAGASKARA