Harya S. Dillon (The Jakarta Post)
BONUS
Jakarta
Sel, 4 Januari 2022
Tahun 2022 dan kita sekarang berada di tahun ketiga memerangi pandemi COVID-19. Banyak yang telah berubah sejak novel coronavirus pertama kali terdeteksi pada Desember 2019 di Wuhan, Cina. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia, hingga 5,4 juta orang telah meninggal akibat COVID-19 di seluruh dunia, termasuk setidaknya 144.000 orang Indonesia. Pada Juli 2021, Indonesia mengalami salah satu periode ujian terberat dalam ingatan hidup, ketika sistem perawatan kesehatan kita hampir menyerah pada wabah varian Delta.
Ketika kita bangun untuk matahari terbit pada tahun 2022, kita tidak bisa tidak bertanya-tanya apa yang kita pelajari dari episode mengerikan tahun 2021. Dan di atas segalanya, bagaimana kita bisa – tetap berdoa – menulis bab terakhir yang kita harapkan akan terjadi pada tahun 2022. Berikut adalah rekaman saya.
Pertama dan terpenting, kita perlu meningkatkan program vaksinasi kita. Pada awal April 2021, ketika permintaan jauh melebihi pasokan, kami memiliki sukarelawan yang menyingsingkan lengan baju kami untuk membantu pemerintah dalam distribusi dan administrasi tembakan. Pusat vaksinasi yang dijalankan oleh sukarelawan membantu memberikan vaksin kepada kelompok yang tepat dan memperpendek antrean panjang. Dikombinasikan dengan rantai pasokan yang lebih baik dan mandat aplikasi Peduli Lindeli untuk pelancong dan pengunjung mal, ini telah membantu pemerintah memberikan hingga 2 juta dosis vaksin sehari, untuk menyenangkan Presiden Joko “Jokowi” Widodo.
untuk membaca cerita lengkapnya
BERLANGGANAN SEKARANG
Mulai dari Rp 55.000 / bulan
- Akses tak terbatas ke konten web dan aplikasi kami
- e-Post surat kabar harian digital
- Tidak ada iklan, tidak ada gangguan
- Akses istimewa ke acara dan program kami
- Berlangganan buletin kami
Atau biarkan Google mengelola langganan Anda