Daftar sekarang untuk akses GRATIS tanpa batas ke Reuters.com
JAKARTA, 10 Mei (Reuters) – Maskapai penerbangan milik negara Garuda Indonesia (GIAA.JK) telah meminta pengadilan Jakarta untuk memperpanjang untuk ketiga kalinya tenggat waktu untuk menyelesaikan proses restrukturisasi utangnya, kata CEO-nya, karena verifikasi klaim masih belum selesai.
Garuda mengusulkan perpanjangan 30 hari untuk memverifikasi klaim dan menyelesaikan negosiasi dengan kreditur, kata Direktur Utama Irfan Setiaputra dalam rapat kreditur di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, Selasa.
Flag-carrier berusaha untuk memangkas kewajiban dari $9,8 miliar menjadi $3,7 miliar di bawah restrukturisasi utang. Kreditur telah mengajukan klaim senilai $ 13,8 miliar terhadap maskapai yang sedang berjuang.
“Kami yakin ini akan menjadi perpanjangan terakhir yang kami usulkan ke pengadilan,” katanya.
Para kreditur yang hadir dalam rapat Selasa itu juga menyetujui usulan perpanjangan itu, kata Asri, salah satu kurator sidang kepada wartawan. Usulan tersebut, termasuk lamanya perpanjangan, sedang menunggu persetujuan hakim.
Dalam rencana restrukturisasi terbaru, lessor Garuda harus memilih dari tiga opsi – mengakhiri kontrak sewa mereka; mengubah ketentuan untuk pesawat yang ada dalam rencana bisnis masa depan Garuda; atau menandatangani perjanjian sewa alternatif untuk pesawat yang tidak termasuk dalam rencana bisnis.
Maskapai ini mengatakan bahwa mereka berusaha untuk mengurangi armadanya menjadi 66 dari 142 pesawat sebelum pandemi.
Hutang lessor yang beredar akan dikonversi menjadi obligasi baru dan ekuitas baru di maskapai, sesuai dengan rencana.
Baik Garuda maupun pabrikan pesawat Airbus yang berbasis di Prancis (AIR.PA) telah menyepakati jumlah nominal klaim yang terakhir yang akan dimasukkan dalam restrukturisasi utang sekitar Rp 7,8 triliun ($ 535,90 juta), kata Asri.
Airbus juga telah setuju untuk mengubah perjanjiannya dengan Garuda, termasuk membatalkan beberapa pesanan Garuda dan “melonggarkan” jadwal pengiriman pesawatnya mulai 2026, kata Irfan.
Seorang juru bicara Airbus menolak mengomentari negosiasi yang sedang berlangsung.
Garuda memiliki pesanan yang luar biasa untuk sembilan jet A330-900 dan empat A330-800 dengan Airbus. Baca selengkapnya
Pelaporan oleh Stefanno Sulaiman; Diedit oleh Martin Petty dan Kanupriya Kapoor
Standar kami: Prinsip Kepercayaan Thomson Reuters.