SDGs Desa akan memperjelas arah pembangunan desa, mempermudah pelaksanaan program pembangunan, serta mempermudah penilaian hasil, manfaat, dan dampak program.
Jakarta (ANTARA) – Menteri Desa Pembangunan, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT) Abdul Halim Iskandar menyamakan penyelesaian semua masalah pembangunan desa dengan menyelesaikan 84 persen masalah pembangunan di Indonesia.
Untuk itu, Kementerian PDTT Desa menggelar diskusi, di sini, Selasa, dengan Forum Perguruan Tinggi Desa (Pertides) mengenai kemajuan dan percepatan pembangunan desa.
Menkeu menyampaikan dalam pernyataan yang diterima pada hari Rabu bahwa berbagai ide pembangunan yang dihasilkan oleh forum tersebut akan menjadi dasar penting untuk mempercepat pembangunan di desa, terutama pada pertumbuhan ekonomi dan sumber daya manusia.
“Dua aspek tersebut diharapkan dapat dibahas untuk jangka pendek (rencana pembangunan) 2023-2024 dan jangka menengah (rencana pembangunan) 2025-2045,” katanya.
Berita Terkait: Indonesia dan Korea Selatan membangun hubungan bilateral yang lebih dalam: Hartarto
Dikatakannya, kementerian sebelumnya telah memberikan dana desa sebesar Rp468 triliun yang terbukti berhasil mendorong pembangunan desa, mewujudkan ketahanan ekonomi yang kuat di desa, serta menurunkan angka kemiskinan di desa.
Menurut Iskandar, desa telah mengalami perkembangan yang signifikan. Hingga tahun 2022, terdapat sekitar 6.300 desa mandiri. Selain itu, terjadi penurunan jumlah desa tertinggal dan sangat tertinggal secara signifikan.
Provinsi Bali, Jawa Timur, Jawa Barat, Yogyakarta, dan Bangka Belitung telah berhasil memberantas desa tertinggal di daerahnya secara tuntas, katanya.
Berita Terkait: KTT G20 untuk membahas ketahanan pangan, kesehatan, transformasi digital
“Namun, ke depan, penetapan status desa (maju, tertinggal, dan sangat tertinggal) harus direkonstruksi karena akan ada tantangan (pembangunan) yang berbeda,” tambahnya.
Lebih lanjut, Menkeu memastikan bahwa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Desa (SDGs) tetap dapat menjadi pedoman yang relatable bagi semua pihak untuk mendorong pembangunan desa.
“SDGs Desa akan memperjelas arah pembangunan desa, mempermudah pelaksanaan program pembangunan, serta mempermudah penilaian hasil, manfaat, dan dampak dari program tersebut,” imbuhnya.
Ketua Pertides Panut Mulyono mengatakan perguruan tinggi berperan dalam menyukseskan implementasi SDGs Desa dengan menciptakan berbagai inovasi, mendorong perumusan kebijakan berbasis riset, serta meningkatkan kompetensi perangkat desa melalui pelatihan.
“Pelaksanaan KKN tematik (kuliah kerja nyata) pengembangan potensi desa juga penting (untuk mendukung SDGs Desa),” ujarnya.
Berita Terkait: Biofarma memanfaatkan momentum untuk kerjasama internasional
Berita Terkait: Presiden Gema Kesiapan Indonesia Sambut Delegasi G20